![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1.1. Latar
Belakang
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara
permanent atau berkala yang digenangi oleh air.baik air tawar,payau maupun air
laut, mulai dri garis pasang surut terendah kearah daratan dan
badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan.
Yang termasuk perairan umum salah satunya adalah
waduk.Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terbentuk karena
pembendungan aliran sungai,bukan alami.pembendungan ini dapat merubah ekosistem
perairan mengalir (Lotik) menjadi
ekosistem perairan tergenang (lentik),yang akan mempengaruhi kehidupan
biota perairan sungai asal
Setiap waduk memiliki
morfologi yang unik,oleh karena itu tidak dapat digeneralisasikan antara satu
waduk dengan waduk yang lain.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan peraiaran
(kualitas) di kawasan waduk FAPERIKA berdasarkan parameter fisika dan parameter
kimia.
1.3. Manfaat Praktikum
Dengan
melakukan pengukuran kualitas air di waduk faperika,diharapkan nantinya
mahasiswa dapat menganalisis kondisi ekosistem di perairan waduk dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
2 .1. Waduk
Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan
aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai
karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai. Dengan
dibendungnya sungai menjadi waduk maka kualitas waduk akan lebih stabil
dibandingkan dengan produksi perikanan sungai (Ilyas et al, 1989).
Pembendungan ini dapat merubah
ekosistem perairan mengalir (Lotik) menjadi
ekosistem perairan tergenang (lentik),yang akan mempengaruhi kehidupan
biota perairan sungai asal.
Waduk merupakan salah satu dari ekologi perairan tawar,
yang mana lebih dikenal dengan habitat lentik, yakni habitat perairan tawar
yang bersifat menggenang. Pada ekosistem lentik, pada musim panas, maka air
yang menggenang tersebut akan menjadi panas dan terbentuknya lapisan air hangat
yang bersirkulasi di atas epilimnion dan menyebabkan lapisan dasar perairan
menjadi lebih padat, oksigen rendah tetapi dengan nutrient yang tinggi
(Siagian, 2001).
Waduk mempunyai karakteristik morphology yang berbeda
dengan perairan tawar lainnya. Waduk mempunyai kedalaman antara 20-100 m dengan
tepian yang curam ketika berada dekat dengan bendungan, dan landai ketika
berada pada daerah sungai, naik-turunnya permukaan air antara 5-25 m dan dengan
salinitas yang labil.
Pada perairan tawar waduk, terjadinya fluktuasi air
masuk dan air keluar dan pengeluaran air dari arah bawah. Pada waduk pun ada
stratifikasi dan tropic level kurang-lebih 5 m dan tidak terjadinya penumpukan
unsure hara.
2.2
Plankton
Odum (1971) menjabarkan bahwa Plankton adalah organisme
akuatik yang hidupnya mengapung dan pergerakannya tergantung pada arus, yang
mana plankton ini terdiri dari jasad nabati renik (fitoplankton) dan jasad
hewani renik (zooplankton). Sedangkan
menurut Sachlan (1980) mengemukakan bahwa plankton adalah organisme renik yang
hidupnya melayang-layang dalam air tidak bergerak atau sedikit bergerak serta
selalu mengikuti arus.
Menurut Sedana, Hasibuan, dan Pamukas (1999), secara
umum keberadaan plankton di perairan akan dipengaruhi oleh tipe perairannya
baik itu perairan lotik, maupun bentik, kwalitas fisika dan kimia perairan
(misalnya suhu, kecerahan, arus, pH, kandungan CO2 bebas, dan
kandungan unsure hara) dan adanya competitor-kompetitor dan atau
pemangsa-pemangsa plankton.
Plankton mempunyai peranan yang penting dalam ekositem
perairan. Ketersediaan plankton baik fitoplankton maupun zooplankton dalam
suatu perairan memegang peranan penting dalam rantai makanan. Secara langsung
fitoplankton merupakan makanan alami yang sangat disenangi oleh berbagai jenis
ikan (Harnalin, 2000). Selanjutnya dikatakan Arinardi (dalam Hartanto, 1994)
bahwa zooplankton mempunyai peranan yang nyata dalam rantai makanan di
lingkungan akuatik dan bertindak sebagai perantara antara produsen primer yakni
fitoplankton dan nekton.
Menurut Goldman (dalam Rambe, 1999) perairan yang
tingkat kesuburannya rendah mempunyai kelimpahan plankton kurang dari 104
ind/l, perairan yang tingkat kesuburannya sedang mempunyai kelimpahan plankton
lebih dari 104ind/l serta perairan yang mempunyai kesuburan yang
sangat tinggi mempunyai kelimpahan plankton 107 ind/l, sedangkan
perairan yang mempunyai kelimpahan plankton lebih dari 107 ind/l
dikatakan Blooming.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan ekologi perairan dilaksanakan pada
hari Jum’at tanggal 9 April
2010 bertempat di Waduk
Faperika, Kampus Binawidya KM 12 Sp.
Baru Pekanbaru. Dan pengidentifikasian kualitas air dilakukan di Laboratorium
Ekologi Perairan, Faperika-Unri.
3.2
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah beberapa
jenis plankton yang di dapat dari Waduk, dengan alat-alat yang digunakan adalah
mikroskop, ekman grab, thermometer, pinggan seechi, turbidimeter, tali dengan
pemberat, pH indicator, dan plankton net.
3.3
Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung
ke lapangan, dan mengambil sampel air dari waduk dan nantinya akan di
identifikasikan kualitas airnya di laboraotium.
3.4
Prosedur Praktikum
Para Praktikan terjun langsung ke lapangan dengan
mengamati lingkungan di sekitar waduk dan mengambil sampel air dan substrat
untuk bahan praktikum yang nantinya akan di amati dengan menggunakan mikroskop
binokuler di laboratorium ekologi perairan jurusan Manajemen Sumberdaya
Perairan FAkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.5. Pengumpulan Data Praktikum
Data
yang dikumpulkan dalam praktikum kali ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan FAPERIKA.
3.6. Analisis data Praktikum
Pengamatan
dilakukan langsung di lapangan, setelah air sample diperoleh, air tesebut
langsung diperlakukan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam buku
penuntun praktikum.
.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
3.5
Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan ekologi perairan dilaksanakan pada
hari Jum’at tanggal 9 April
2010 bertempat di Waduk
Faperika, Kampus Binawidya KM 12 Sp.
Baru Pekanbaru. Dan pengidentifikasian kualitas air dilakukan di Laboratorium
Ekologi Perairan, Faperika-Unri.
3.6
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah beberapa
jenis plankton yang di dapat dari Waduk, dengan alat-alat yang digunakan adalah
mikroskop, ekman grab, thermometer, pinggan seechi, turbidimeter, tali dengan
pemberat, pH indicator, dan plankton net.
3.7
Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung
ke lapangan, dan mengambil sampel air dari waduk dan nantinya akan di
identifikasikan kualitas airnya di laboraotium.
3.8
Prosedur Praktikum
Para Praktikan terjun langsung ke lapangan dengan
mengamati lingkungan di sekitar waduk dan mengambil sampel air dan substrat
untuk bahan praktikum yang nantinya akan di amati dengan menggunakan mikroskop
binokuler di laboratorium ekologi perairan jurusan Manajemen Sumberdaya
Perairan FAkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.5. Pengumpulan Data Praktikum
Data
yang dikumpulkan dalam praktikum kali ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan FAPERIKA.
3.6. Analisis data Praktikum
Pengamatan
dilakukan langsung di lapangan, setelah air sample diperoleh, air tesebut
langsung diperlakukan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam buku penuntun
praktikum.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.gif)
4.1 Hasil
Dari pengamatan yang telah di
lakukan, maka di dapati jenis-jenis plankton yang berhasil di identifikasi di
Waduk Faperika-Unri sebagai berikut ;
Tabel 1. Identifikasi spesies Plankton
Jenis A
|
Jenis B
|
Nama Jenis: Straurastum punctalatum
|
Nama Jenis: Hydrococus rivulasais
|
Kelas: Cyano
|
Kelas: Cyano
|
Jumlah ditemukan: 5
|
Jumlah ditemukan: 20
|
Jenis C
|
Jenis D
|
Nama Jenis: Euglina spiroyra
|
Nama Jenis: Calothrix coriacea
|
Kelas: Cyano
|
Kelas: Cyano
|
Jumlah ditemukan: 10
|
Jumlah ditemukan: 15
|
Jenis E
|
Nama Jenis: Synura potersenii
|
Kelas: Cyano
|
Jumlah ditemukan: 37
|
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman jenis
No
|
Nama Jenis
|
ni
|
pi= ni/N
|
pi2
|
log pi
|
log2 pi
|
Pi log2 pi
|
1
|
A
|
250
|
0.05174
|
0.0033
|
-1.2411
|
-4.1228
|
-0.2366
|
2
|
B
|
1.000
|
0.0002
|
4x10-8
|
-3.6989
|
-12.2874
|
-0.0025
|
3
|
C
|
500
|
0.1149
|
0.0132
|
-0.9396
|
-0.9765
|
-0.1122
|
4
|
D
|
700
|
0.1724
|
0.0297
|
-0.7635
|
-2.5363
|
-0.4373
|
5
|
E
|
1850
|
0.4253
|
0.1809
|
-0.3713
|
-1.2334
|
-0.5245
|
|
TOTAL
|
N=4350
|
0,7642
|
|
|
|
-1.3131
|
Dan nilai indeks keragaman jenis juga dapat diketahui
dengan melihat nilai –Pi Log 2 Pi, maka:
H : - (-Pi Log 2 Pi)
: - (-1.3131)
: 1,3131
Dari nilai indeks keragaman jenis yang telah diperoleh
dapat ditentukan kualitas lingkungan dengan mengetahui sebaran individu
organisme yang ada pada ekosistem akuatik Waduk Faperika- Unri:
1<d (H’)<3 ,Ini menunjukkan bahwa di Waduk
Faperika-Unri sebaran individu sedang (keragamannya sedang) berarti perairan
tersbut mengalami tekanan (gangguan) yang sedang atau strukturkomunitas
organisme yang sedang, Menurut Wilhem Dan Doris ( dalam Odum,1971 ) Apabila d
(H’) = 1 s/d 3, Maka perairannya tercemar ringan.
Untuk mengetahui Indeks dominansi jenis yang dominan
pada suatu ekosistem dapat dilihat dari nilai indeks dominansi jenis (spesies) menurut simpson yang lebih dikenal
dengan Indeks Dominansi simpso dalam Odum (1971)yang biasanya digunakan dalam
perhitungan plankton maupun benthos yang dapat di hitung dengan rumus :
C = å (ni / N
)2
Dari data table diatas,maka indeks dominansi di waduk FAPERIKA dapat
di hitung :
C = (0,7642 )
2
C =0,58400164
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa di waduk
FAPERIKA tidak di temui organisme yang dominant.
Untuk mengetahui keseragaman (kesamaan) jenis organisme
yang terdapat di Waduk Faperika-Unri maka dapat dilihat dari nilai indeks
keseragaman jenis yang oleh Weber (1973) dapat dihitung sebagai berikut:
E = H’ Di mana:
H max H’ : 5
H max : Log 2 X log 5
Maka E = 1,3131
→ E = 0,5655
2,321928029
Ini berarti keseragaman jenis organoisme dalam perairan Waduk
FAPERIKA berada dalam keadaan seimbang, berarti tidak terjadi persaingan baik
terhadap tempat maupun terhadap makanan.
4.2. Pembahasan
Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan
aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai
karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai. Dengan
dibendungnya sungai menjadi waduk maka kualitas waduk akan lebih stabil
dibandingkan dengan produksi perikanan sungai (Ilyas et al, 1989).
Waduk merupakan salah satu dari ekologi perairan tawar,
yang mana lebih dikenal dengan habitat lentik, yakni habitat perairan tawar yang
bersifat menggenang. Pada ekosistem lentik, pada musim panas, maka air yang
menggenang tersebut akan menjadi panas dan terbentuknya lapisan air hangat yang
bersirkulasi di atas epilimnion dan menyebabkan lapisan dasar perairan menjadi
lebih padat, oksigen rendah tetapi dengan nutrient yang tinggi (Siagian, 2001).
Waduk Faperika-Unri telah mengalami pencemaran yang
berat. Hal ini dapat dilihat dari nilai indeks keseragaman jenis yang hanya di
bawah 1 dan hal ini berakibat pada banyaknya tumbuhan air tingkat tinggi yang
hidup di lingkungan waduk.
Istilah plankton
pertama kali digunakan oleh Victor Hensen (1889), berasal dari bahasa yunani
yaitu Plankton yang artinya mengembara atau berkeliaran. Menurut Boney
(1975), plankton tersusun atas jasad-jasad hewani mikroskopis (phytoplankton)
dan jasad-jasad hewani (zooplankton) yang terdapat dilaut maupun air tawar,
hidup bebas terapung dan pegerakannya bersifat pasif bergantung adanya arus dan
angin.
Sampling
plankton pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui dinamika populasi plankton
pada suatu sistem perairan. Sampling sangat diperlukan juga dalam rangka
penyediaan plankton baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
5.1
Kesimpulan
Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan
aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai
karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai.
Waduk Faperika-Unri dapat disimpulkan bahwa sudah mulai
tercemar ringan, karena hal ini dapat dilihat dari keragaman jenis planktonnya
berada di antara 1 sampai dengan 3. dan banyaknya tumbuhan tingkat tinggi yang
tumbuh subur di sana,
sehingga pemanfaatan oksigen akan lebih banyak, serta tidak terdapat organisme
yang dominan dan keseragaman jenisnya b erada dalam keadaan seimbang.
5.2 Saran
Waduk Faperika-Unri merupakan waduk milik bersama yang
dapat di manfaatkan oleh semua pihak yang terkait, jadi ada baiknya jika waduk
ini dipelihara dari berbagai macam pencemaran, baik itu dari limbah rumah
tangga, maupun dari limbah-limbah lainnya. Karena sangat di sayangkan jika
Waduk ini tercemar, karena selain tempat untuk control volume air, waduk juga
berfungsi sebagai tempat untuk penelitian dan tempat refreshing.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
Fardiaz, S., 1992 .Polusi Aiar dan Udara. Kansius. Yogyakarta. 118 hal.
Hartanto, D., 1994. Kondisi Umum Lingkungan Pantai Kelurahan
Tanjung Palas Kec. Dumai TImur Kota
Administrasi Dumai. Skripsi Faperika-Unri.
Harnalin, A., 2000. Keragaman Fitoplankton dan Sifat-sifat
Fisika-Kimia Sungai Siak di Sekitar PT. RICKRY Kodya Pekanbaru. Himp.
Alumni Faperika-Unri.
Odum, E. P., 1971. Fundamentals of Ecology. W. B. Saunder
Company. Philadelphia.
574 p.
Pennak, R. W., 1973. Fresh Water Invertebrates of United States. The
Ronald Press, New York,
769 pp.
Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rahonal Effluentand Stems
Standard for Tropical Countries. AIT,
Bangkok. 59 p.
Rambe, S. B. M. S., 1999. Kualitas Air Sungai Kampar di Sekitar Kec.
Bangkinang Barat dan Bangkinang di Tinjau dari Karakteristrik Fisika-Kimia dan
Struktur Komunitas Fitoplankton. Skripsi Faperika-Unri.
Sachlan, 1980. Planktonologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unri.
Sastrawijaya, A.T., 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. 274 hal.
Sedana, I. P., S. Hasibuan dan N. A.
Pamukas., 2001. Penuntun Praktikum
Pengelolaan Kulaitas air. Faperika-Unri.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat
pada waktunya.
Laporan
praktikum ini penulis susun berdasarkan hasil pengamatan praktikum di waduk
FAPERIKA dengan judul Pengukuran Kualitas Air.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen dan Asisten yang telah banyak membimbing dan memberi petunjuk
dalam praktikum ini dan juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
Dalam
penyusunan laporan praktikum ini tentu tidak terlepas dari kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.
Penulis
RIA SABRIANI PUTRI
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
Halaman
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………. ii
DAFTAR
TABEL…………………………………………………………………... iii
I.Pendahuluan………………………………………………………………...............1
Latar
Belakang……………………………………………………………………1
Tujuan
Praktikum………………………………………………………................1
Manfaat
Praktikum………………………………………………………………..2
II. Tinjaun Pustaka………………………………………………………………….....3
2.1
Waduk…………………………………………………………………......3
2.2 Plankton…………………………………………………….......................4
III.Metode praktikum……………..…………………………………………………..6
3.1 Alat dan
Bahan……………………………………………………………6
3.2 Metode Praktikun…………………………………………………………6
3.3 Prosedur Praktikum……………………………………………………….6
3.4 Pengumpulan
Data Praktikum………………………………………….....7
3.5 Analisis Data
Praktikum…………………………………………………..7
IV. Hasil Dan Pembahasan…………………………………………………………...8
4.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………........8
4.2
Pembahasan……………………………………………………………...11
V.PENUTUP………………………………………………………………………...13
5.1
Kesimpulan………………………………………………………………13
5.2.
Saran…………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
Halaman
Table .1. Identifikasi
Spesies Plankton…………………………………………8
Table .2. Keragaman
jenis……………………………………………………...9
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
PLANKTON
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
RIA SABRIANI PUTRI
0904114414
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM EKOLOGI PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN LMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar