WIWIK YULIANA

BUDIDAYA PERAIRAIRAN 2011, FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS RIAU

Rabu, 19 Agustus 2015

SEPUTAR PLANKTON



I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanent atau berkala yang digenangi oleh air.baik air tawar,payau maupun air laut, mulai dri garis pasang surut terendah kearah daratan  dan  badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan.
Yang termasuk perairan umum salah satunya adalah waduk.Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai,bukan alami.pembendungan ini dapat merubah ekosistem perairan mengalir (Lotik) menjadi  ekosistem perairan tergenang (lentik),yang akan mempengaruhi kehidupan biota perairan  sungai asal
Setiap waduk memiliki morfologi yang unik,oleh karena itu tidak dapat digeneralisasikan antara satu waduk dengan waduk yang lain.

1.2. Tujuan Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan peraiaran (kualitas) di kawasan waduk FAPERIKA berdasarkan parameter fisika dan parameter kimia.



1.3. Manfaat Praktikum
            Dengan melakukan pengukuran kualitas air di waduk faperika,diharapkan nantinya mahasiswa dapat menganalisis kondisi ekosistem di perairan waduk dan faktor-faktor  yang mempengaruhinya.


















II .TINJAUAN PUSTAKA

2 .1. Waduk
Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai. Dengan dibendungnya sungai menjadi waduk maka kualitas waduk akan lebih stabil dibandingkan dengan produksi perikanan sungai (Ilyas et al, 1989).
Pembendungan ini dapat merubah ekosistem perairan mengalir (Lotik) menjadi  ekosistem perairan tergenang (lentik),yang akan mempengaruhi kehidupan biota perairan  sungai asal.
Waduk merupakan salah satu dari ekologi perairan tawar, yang mana lebih dikenal dengan habitat lentik, yakni habitat perairan tawar yang bersifat menggenang. Pada ekosistem lentik, pada musim panas, maka air yang menggenang tersebut akan menjadi panas dan terbentuknya lapisan air hangat yang bersirkulasi di atas epilimnion dan menyebabkan lapisan dasar perairan menjadi lebih padat, oksigen rendah tetapi dengan nutrient yang tinggi (Siagian, 2001).
Waduk mempunyai karakteristik morphology yang berbeda dengan perairan tawar lainnya. Waduk mempunyai kedalaman antara 20-100 m dengan tepian yang curam ketika berada dekat dengan bendungan, dan landai ketika berada pada daerah sungai, naik-turunnya permukaan air antara 5-25 m dan dengan salinitas yang labil.
Pada perairan tawar waduk, terjadinya fluktuasi air masuk dan air keluar dan pengeluaran air dari arah bawah. Pada waduk pun ada stratifikasi dan tropic level kurang-lebih 5 m dan tidak terjadinya penumpukan unsure hara.

2.2  Plankton
Odum (1971) menjabarkan bahwa Plankton adalah organisme akuatik yang hidupnya mengapung dan pergerakannya tergantung pada arus, yang mana plankton ini terdiri dari jasad nabati renik (fitoplankton) dan jasad hewani renik (zooplankton).  Sedangkan menurut Sachlan (1980) mengemukakan bahwa plankton adalah organisme renik yang hidupnya melayang-layang dalam air tidak bergerak atau sedikit bergerak serta selalu mengikuti arus.
Menurut Sedana, Hasibuan, dan Pamukas (1999), secara umum keberadaan plankton di perairan akan dipengaruhi oleh tipe perairannya baik itu perairan lotik, maupun bentik, kwalitas fisika dan kimia perairan (misalnya suhu, kecerahan, arus, pH, kandungan CO2 bebas, dan kandungan unsure hara) dan adanya competitor-kompetitor dan atau pemangsa-pemangsa plankton.
Plankton mempunyai peranan yang penting dalam ekositem perairan. Ketersediaan plankton baik fitoplankton maupun zooplankton dalam suatu perairan memegang peranan penting dalam rantai makanan. Secara langsung fitoplankton merupakan makanan alami yang sangat disenangi oleh berbagai jenis ikan (Harnalin, 2000). Selanjutnya dikatakan Arinardi (dalam Hartanto, 1994) bahwa zooplankton mempunyai peranan yang nyata dalam rantai makanan di lingkungan akuatik dan bertindak sebagai perantara antara produsen primer yakni fitoplankton dan nekton.
Menurut Goldman (dalam Rambe, 1999) perairan yang tingkat kesuburannya rendah mempunyai kelimpahan plankton kurang dari 104 ind/l, perairan yang tingkat kesuburannya sedang mempunyai kelimpahan plankton lebih dari 104ind/l serta perairan yang mempunyai kesuburan yang sangat tinggi mempunyai kelimpahan plankton 107 ind/l, sedangkan perairan yang mempunyai kelimpahan plankton lebih dari 107 ind/l dikatakan Blooming.














III.METODE PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan ekologi perairan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 9 April 2010  bertempat di Waduk Faperika, Kampus Binawidya  KM 12 Sp. Baru Pekanbaru. Dan pengidentifikasian kualitas air dilakukan di Laboratorium Ekologi Perairan, Faperika-Unri.

3.2  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah beberapa jenis plankton yang di dapat dari Waduk, dengan alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, ekman grab, thermometer, pinggan seechi, turbidimeter, tali dengan pemberat, pH indicator, dan plankton net.

3.3  Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung ke lapangan, dan mengambil sampel air dari waduk dan nantinya akan di identifikasikan kualitas airnya di laboraotium.

3.4  Prosedur Praktikum
Para Praktikan terjun langsung ke lapangan dengan mengamati lingkungan di sekitar waduk dan mengambil sampel air dan substrat untuk bahan praktikum yang nantinya akan di amati dengan menggunakan mikroskop binokuler di laboratorium ekologi perairan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.5. Pengumpulan Data Praktikum
            Data yang dikumpulkan dalam praktikum kali ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan FAPERIKA.

3.6. Analisis data Praktikum
            Pengamatan dilakukan langsung di lapangan, setelah air sample diperoleh, air tesebut langsung diperlakukan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam buku penuntun praktikum.
.








III.METODE PRAKTIKUM

3.5  Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan ekologi perairan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 9 April 2010  bertempat di Waduk Faperika, Kampus Binawidya  KM 12 Sp. Baru Pekanbaru. Dan pengidentifikasian kualitas air dilakukan di Laboratorium Ekologi Perairan, Faperika-Unri.

3.6  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah beberapa jenis plankton yang di dapat dari Waduk, dengan alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, ekman grab, thermometer, pinggan seechi, turbidimeter, tali dengan pemberat, pH indicator, dan plankton net.

3.7  Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung ke lapangan, dan mengambil sampel air dari waduk dan nantinya akan di identifikasikan kualitas airnya di laboraotium.

3.8  Prosedur Praktikum
Para Praktikan terjun langsung ke lapangan dengan mengamati lingkungan di sekitar waduk dan mengambil sampel air dan substrat untuk bahan praktikum yang nantinya akan di amati dengan menggunakan mikroskop binokuler di laboratorium ekologi perairan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.5. Pengumpulan Data Praktikum
            Data yang dikumpulkan dalam praktikum kali ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan FAPERIKA.

3.6. Analisis data Praktikum
            Pengamatan dilakukan langsung di lapangan, setelah air sample diperoleh, air tesebut langsung diperlakukan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam buku penuntun praktikum.






IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari pengamatan yang telah di lakukan, maka di dapati jenis-jenis plankton yang berhasil di identifikasi di Waduk Faperika-Unri sebagai berikut ;

Tabel 1. Identifikasi spesies Plankton
Jenis A
Jenis B
Nama Jenis: Straurastum punctalatum
Nama Jenis: Hydrococus rivulasais
Kelas: Cyano
Kelas: Cyano
Jumlah ditemukan: 5
Jumlah ditemukan: 20


Jenis C
Jenis D
Nama Jenis: Euglina spiroyra
Nama Jenis: Calothrix coriacea
Kelas: Cyano
Kelas: Cyano
Jumlah ditemukan: 10
Jumlah ditemukan: 15


Jenis E
Nama Jenis: Synura potersenii
Kelas: Cyano
Jumlah ditemukan: 37






Tabel 2. Indeks Keanekaragaman jenis
No
Nama Jenis
ni
pi= ni/N
pi2
log pi
log2 pi
Pi log2 pi
1
A
250
0.05174
0.0033
-1.2411
-4.1228
-0.2366
2
B
1.000
0.0002
4x10-8
-3.6989
-12.2874
-0.0025
3
C
500
0.1149
0.0132
-0.9396
-0.9765
-0.1122
4
D
700
0.1724
0.0297
-0.7635
-2.5363
-0.4373
5
E
1850
0.4253
0.1809
-0.3713
-1.2334
-0.5245

TOTAL
N=4350
0,7642



-1.3131

Dan nilai indeks keragaman jenis juga dapat diketahui dengan melihat nilai –Pi Log 2 Pi, maka:
H : - (-Pi Log 2 Pi)
    : - (-1.3131)
    : 1,3131
Dari nilai indeks keragaman jenis yang telah diperoleh dapat ditentukan kualitas lingkungan dengan mengetahui sebaran individu organisme yang ada pada ekosistem akuatik Waduk Faperika- Unri:
1<d (H’)<3 ,Ini menunjukkan bahwa di Waduk Faperika-Unri sebaran individu sedang (keragamannya sedang) berarti perairan tersbut mengalami tekanan (gangguan) yang sedang atau strukturkomunitas organisme yang sedang, Menurut Wilhem Dan Doris ( dalam Odum,1971 ) Apabila d (H’) = 1 s/d 3, Maka perairannya tercemar ringan.
Untuk mengetahui Indeks dominansi jenis yang dominan pada suatu ekosistem dapat dilihat dari nilai indeks dominansi jenis  (spesies) menurut simpson yang lebih dikenal dengan Indeks Dominansi simpso dalam Odum (1971)yang biasanya digunakan dalam perhitungan plankton maupun benthos yang dapat di hitung dengan rumus :
C = å (ni / N )2
Dari data table diatas,maka indeks dominansi di waduk FAPERIKA dapat di hitung :
            C = (0,7642 ) 2
C =0,58400164
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa di waduk FAPERIKA tidak di temui organisme yang dominant.
Untuk mengetahui keseragaman (kesamaan) jenis organisme yang terdapat di Waduk Faperika-Unri maka dapat dilihat dari nilai indeks keseragaman jenis yang oleh Weber (1973) dapat dihitung sebagai berikut:
E = H’              Di mana:
                        H max                            H’ : 5
                                                            H max : Log 2 X log 5
Maka E  =        1,3131       → E = 0,5655
                   2,321928029
 
Ini berarti keseragaman jenis organoisme dalam perairan Waduk FAPERIKA berada dalam keadaan seimbang, berarti tidak terjadi persaingan baik terhadap tempat maupun terhadap makanan.

4.2. Pembahasan

Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai. Dengan dibendungnya sungai menjadi waduk maka kualitas waduk akan lebih stabil dibandingkan dengan produksi perikanan sungai (Ilyas et al, 1989).
Waduk merupakan salah satu dari ekologi perairan tawar, yang mana lebih dikenal dengan habitat lentik, yakni habitat perairan tawar yang bersifat menggenang. Pada ekosistem lentik, pada musim panas, maka air yang menggenang tersebut akan menjadi panas dan terbentuknya lapisan air hangat yang bersirkulasi di atas epilimnion dan menyebabkan lapisan dasar perairan menjadi lebih padat, oksigen rendah tetapi dengan nutrient yang tinggi (Siagian, 2001).
Waduk Faperika-Unri telah mengalami pencemaran yang berat. Hal ini dapat dilihat dari nilai indeks keseragaman jenis yang hanya di bawah 1 dan hal ini berakibat pada banyaknya tumbuhan air tingkat tinggi yang hidup di lingkungan waduk.
            Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen (1889), berasal dari bahasa yunani yaitu Plankton yang artinya mengembara atau berkeliaran. Menurut Boney (1975), plankton tersusun atas jasad-jasad hewani mikroskopis (phytoplankton) dan jasad-jasad hewani (zooplankton) yang terdapat dilaut maupun air tawar, hidup bebas terapung dan pegerakannya bersifat pasif bergantung adanya arus dan angin.
            Sampling plankton pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui dinamika populasi plankton pada suatu sistem perairan. Sampling sangat diperlukan juga dalam rangka penyediaan plankton baik secara kualitatif maupun kuantitatif.





V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Waduk adalah badan air yang terbentuk karena bendungan aliran sungai oleh manusia. Waduk merupakan badan air yang mempunyai karakteristik kimia, fisika, dan biology yang berbeda dengan sungai.
Waduk Faperika-Unri dapat disimpulkan bahwa sudah mulai tercemar ringan, karena hal ini dapat dilihat dari keragaman jenis planktonnya berada di antara 1 sampai dengan 3. dan banyaknya tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh subur di sana, sehingga pemanfaatan oksigen akan lebih banyak, serta tidak terdapat organisme yang dominan dan keseragaman jenisnya b erada dalam keadaan seimbang.

5.2 Saran
Waduk Faperika-Unri merupakan waduk milik bersama yang dapat di manfaatkan oleh semua pihak yang terkait, jadi ada baiknya jika waduk ini dipelihara dari berbagai macam pencemaran, baik itu dari limbah rumah tangga, maupun dari limbah-limbah lainnya. Karena sangat di sayangkan jika Waduk ini tercemar, karena selain tempat untuk control volume air, waduk juga berfungsi sebagai tempat untuk penelitian dan tempat refreshing.



DAFTAR PUSTAKA

Boyd, C.E and F. Lichtkoppler, 1982. Water Quality Management In Pound Fish Culture, International Center For Aquaculture Experimentation Auburm University, Alabama.
Fardiaz, S., 1992 .Polusi Aiar dan Udara. Kansius. Yogyakarta. 118 hal.
Hartanto, D., 1994. Kondisi Umum Lingkungan Pantai Kelurahan Tanjung Palas Kec. Dumai TImur Kota Administrasi Dumai. Skripsi Faperika-Unri.
Harnalin, A., 2000. Keragaman Fitoplankton dan Sifat-sifat Fisika-Kimia Sungai Siak di Sekitar PT. RICKRY Kodya Pekanbaru. Himp. Alumni Faperika-Unri.
Odum, E. P., 1971. Fundamentals of Ecology. W. B. Saunder Company. Philadelphia. 574 p.
Pennak, R. W., 1973. Fresh Water Invertebrates of United States. The Ronald Press, New York, 769 pp.
Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rahonal Effluentand Stems Standard for Tropical Countries. AIT, Bangkok. 59 p.
Rambe, S. B. M. S., 1999. Kualitas Air Sungai Kampar di Sekitar Kec. Bangkinang Barat dan Bangkinang di Tinjau dari Karakteristrik Fisika-Kimia dan Struktur Komunitas Fitoplankton. Skripsi Faperika-Unri.
Sachlan, 1980. Planktonologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unri.
Sastrawijaya, A.T., 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. 274 hal.
Sedana, I. P., S. Hasibuan dan N. A. Pamukas., 2001. Penuntun Praktikum Pengelolaan Kulaitas air. Faperika-Unri.         







                                                           












KATA PENGANTAR
 

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya.
            Laporan praktikum ini penulis susun berdasarkan hasil pengamatan praktikum di waduk FAPERIKA dengan judul Pengukuran Kualitas Air.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten yang telah banyak membimbing dan memberi petunjuk dalam praktikum ini dan juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
            Dalam penyusunan laporan praktikum ini tentu tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.

Penulis


RIA SABRIANI PUTRI



DAFTAR ISI

                                                                                                                        Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….  ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... iii
I.Pendahuluan………………………………………………………………...............1
            Latar Belakang……………………………………………………………………1
            Tujuan Praktikum………………………………………………………................1
            Manfaat Praktikum………………………………………………………………..2
II. Tinjaun Pustaka………………………………………………………………….....3
            2.1 Waduk…………………………………………………………………......3
            2.2 Plankton…………………………………………………….......................4
III.Metode praktikum……………..…………………………………………………..6
            3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………6
            3.2 Metode Praktikun…………………………………………………………6
            3.3 Prosedur Praktikum……………………………………………………….6
            3.4 Pengumpulan Data Praktikum………………………………………….....7
            3.5 Analisis Data Praktikum…………………………………………………..7
IV. Hasil Dan Pembahasan…………………………………………………………...8
            4.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………........8
            4.2 Pembahasan……………………………………………………………...11
V.PENUTUP………………………………………………………………………...13
            5.1 Kesimpulan………………………………………………………………13
            5.2. Saran…………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

















DAFTAR TABEL

                                                                                                                Halaman
Table .1. Identifikasi Spesies Plankton…………………………………………8
Table .2. Keragaman jenis……………………………………………………...9

















IKA FITRIA HASIBUAN/JUM’AT/KLP 1

PLANKTON

RIA SABRIANI PUTRI
0904114414
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN



LABORATORIUM EKOLOGI PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN LMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar