WIWIK YULIANA

BUDIDAYA PERAIRAIRAN 2011, FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS RIAU

Rabu, 19 Agustus 2015

MULUT DAN SUNGUT IKAN



I.          PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pengembangan budidaya perikanan di Indonesia untuk waktu sekarang dan akan datang sangat penting bagi pembangunan sub sektor perikanan, selain itu potensi sumberdaya alam yang tersedia diantara nya dapat dilihat dari luas perairan yang sangat luas, bila potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal dan benar, niscaya akan dapat meningkatkan pendapatan nelayan, membuka lapangan pekerjaan, memanfaatkan daerah potensi, meningkatkan produktivitas perikanan, meningkatkan devisa Negara, dan membantu menjaga kelestarian sumberdaya hayati perairan agar tidak terjadi kepunahan.
Untuk memanfaatkan potensi perairan Indonesia yang begitu banyak maka sangat penting dilakukan usaha pengemabangan sumberdaya perairan salah satunya dengan cara membudidayakan ikan, dalam usaha pelaksanaan kegiatan budidaya sangatlah penting dilakukan pengenalan dan pengamatan terhadap ikan yang akan kita pelihara agar tidak terjadi kepunahan selain itu juga diperlukan teknik-teknik yang baik dalam usaha pelestarian ikan, seperti kegiatan pembelajaran Budidaya Perairan yang saya lakukan saat ini di Universitas Riau dan juga proses pebuatan laporan praktikum Ikhtiologi ini.


1.2. Tujuan Dan Manfaat
1.2.1.      Tujuan
Adapun tujun saya dalam pembuatan laporan ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang ikan yang telah saya amati pada praktikum Ikhtiologi, yakni  mengenai bidang arah serta penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh pada ikan Senangin, ikan Kapiek, ikan Alu-alu, ikan Patin, ikan Paweh, ikan Layur, dan ikan Katung.
1.2.2.      Manfaat
Manfaat yang saya peroleh dari Praktikum dan Pembuatan laporan Ikhtiologi ini adalah saya dapat melihat dan mengenal ikan tersebut di atas secara langsung serta mendapat pengetahuan baru mengenai Mulut dan Sungut ikan tersebut yang mana sebelum nya saya belum mengetahui dan mengenalnya.








II.       TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudra pasifik dan samudra hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di kawasan barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di tempat lain, terutama dikawasan timur, menunujukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak teratur dan rumit (Feliatra et al, 2003). 
Mulut dan sungut pada ikan terletak di bagian anterior kepala dengan bentuk, ukuran dan posisi yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan dimana ikan-ikan itu berada. Hal tersebut menyebabkan bentuk dan ukuran mulut ikan omnivor maupun karnivor berbeda. Bahkan bentuk dan ukuran mulut ikan-ikan yang hidup didaerah pelagis berbeda dengan bentuk dan ukuran mulut ikan yang hidup di dasar maupun didaerah batu karang (Manda et al, 2012).
Kottelat et al (1993), memasukkannya ikan Senangin kedalam Ordo Perciformes, Sub Ordo Polynemidae. Cirri-ciri dari ikan ini adalah kebanyakan bersisik lemah.tubuh se3dikit agak memanjang dan pipih.moncong terproyeksi, mulut  besar dengan gigi geci.sirip pectoral dua bagian, sirip ekor bercagak dengan cuping yang besar.
Djuhanda (1981), Saanin (1984), dan Kottelat et.al, (1993), menyatakan bahwa ikan Kapiek memiliki ciri-ciri sebagai berikut : sirip punggung terdiri dari 4 jari-jari keras, 5-6 jari-jari lemah, sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 14-16 jari-jari lemah, kerangka tubuh kuat, melengkung mulai dari hidung sampai ke punggung. Panjang baku 4,1-4,3 kali panjang kepala dan tinggi badan 2,3-2,4 kali panjang baku. Mulut diujung kepala atau terminal, memiliki 2 sungut kecil. Sungut di sudut mulut dan di rahang atas, daerah pipi sempit terdapat 8-9 sisik antara garis rusuk dengan sirip punggung, sirip ekor bercagak, terdapat 8-10 sisik antara garis rusuk dan sirip anus, warna badan keputih-putihan, bagian punggung coklat kehijauan, tepi atas dan bawah sirip ekor terdapat garis hitam. Padaikan muda, ujung-ujung siripnya berwarna merah, panjang maksimum 23,5-34 cm.
Ikan Alu-alu hampir menyerupai sifat yang sama dengan ikan belanak, tergolong pada keluarga Sphyraenidae. Bentuk tubuhnya panjang bulat dengan kepalanya menirus kebagian moncong. Mulutnya lebar, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas, kedua rahang serta langit-langit mempunyai gigi-gigi yang relatif  besar-besar dan tajam. Ikan ini termasuk ikan pemangsa hewan lain. Badan dan kepala pada pipi dan tutup insang, ditutupi dengan sisik-sisik kecil. Pinggir tubuh dan perutnya  bewarna perak mengkilat, tetapi punggungnya bewarna hijau abu-abu (Djuhanda, 1981).
Saanin (1968) mengatakan ikan patin (pangasius sutchi) dapat di klasifikasikan sebagai berikut, Phylum Chordata, Sub Phylum Verdata ,Klas Pisces, Sub Klas Teleostei, Ordo Ostariophysi,Sub Ordo Siluroidea ,Famili Pangasidae, Genus Pangasius, Species Pangasius sutchi .
Kottelat et al, (1993) mengklasifikasikan Ikan Paweh (Osteochilus hasselti) kedalam Sub kelas Teleostei, Ordo Cypriniformes, Famili Cyprindae, Genus Barbodes. Paweh (Osteochilus hasselti) dengan ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan langsing, bilateral simetris, tubuh berwarna kekuning-kuningan sedangkan bagian siripnya berwarna kemerah-merahan, memiliki sepasang sungut yang pendek terletak di sudut mulut, kepalanya tumpul, tubuh diliputi sisik, bentuk mulutnya subterminal, linea lateralis sempurna, siripnya terdiri dari jari-jari lemah mengeras dan jari-jari lemah.
Pulungan, (2000) menyatakan ciri-ciri dari ikan katung adalah sebagai berikut bentuk badan lebar agak pipih, hampir oblong. D.XII-XIII, 16; A.III, 8-9.  Kepala pendek, bersisik mulai dari garis depan mata.  Mulut sempit, terminal, protactile dan merujung.  Mata diatas sudut mulut, hidung di depan dekat kelopak mata, garis rusuk lengkap tetapi terputus, garis rusuk pertama 21 sisik, ujungnya mendekati pertemuan antara ujung dasar sirip punggung dan batang ekor.  Garis rusuk kedua dimulai pada sisik garis rusuk pertama ke 18 atau 19, dipertengahan batang ekor posisinya miring kebawah lalu mendatar lagi mencapai selaput antara jari-jari sirip ekor ke 5 dan 6 dari tepi bawah.






III.    BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal  14 Maret 2012, jam 10.30 WIB sampai 12.30 WIB, di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru, Riau.
3.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi ini adalah berupa bebrapa jenis ikan komersil seperti ikan Senangin, ikan Kapiek, ikan Alu-alu, ikan Patin, ikan Paweh, ikan Layur, dan ikan Katung; Serta menggunakan beberapa peralatan seperti Baki, Serbet (lap tangan), buku panduan Ikhtiologi, buku gambar Ikhtiologi, pena, pensil, Penghapus, Penggaris, sebagai mana yang terdapat pada lampiran 1.
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum Ikhtiologi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap ikan praktikum.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum Ikhtiologi ini dilakukan dengan cara membeli ikan praktikum di beberapa pasar yang ada di daerah Pekanbaru dan disekitar nya, atau ada juga ikan yang diproleh dengan cara di tangkap langsung, selanjut nya ikan dalam bentuk segar di bawa ke Laboratorium untuk dilakukan pengamatan terhadap mulut dan sungut ikan tersebut, lalu gambarkan bentuk tubuh, mulut dan sungut nya serta tentukan ukuran bidang tubuh nya dan klasifikasi nya.
IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasi Praktikum
4.1.1.    Pengelompokan klasifikasi dan bentuk tubuh ikan
Dari hasil pengamatan bidang arah serta penggolongan, dan bentuk tubuh ikan maka ikan praktikum dapat di kelompokan menjadi beberapa klasifikasi dan bentuk. Lihat di lampiran 2.
4.1.2.   Bentuk dan Ukuran Bidang Tubuh Ikan
a.     Ikan Senangin (Polynemus tectraductylus)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Senangin memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 1.  Ikan Senangin (Polynemus tectraductylus)
Ukuran bidang tubuh  ikan Senangin yaitu Total Long (TL): 290 mm, Front Length (FL): 230 mm, Sagital Length (SL): 220 mm, Head  Length (HdL): 60 mm, Body Height (BdH): 60 mm.
b.    Ikan Kapiek (Puntius schwaneveldi)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Kapiek memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.



Gambar 2. Ikan Kapiek (Puntius schwaneveldi)
 Ukuran bidang tubuh  ikan Kapiek yaitu Total Long (TL): 148 mm, Front Length (FL): 116 mm, Sagital Length (SL): 109 mm, Head  Length (HdL): 26 mm, Body Height (BdH): 50 mm.
c.     Ikan Alu-alu (Sphyraena jello)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Alu-alu memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 3. Ikan Alu-alu (Sphyraena jello)
Ukuran bidang tubuh  ikan Alu-alu yaitu Total Long (TL): 370 mm, Front Length (FL): 340 mm, Sagital Length (SL): 320 mm, Head  Length (HdL): 100 mm, Body Height (BdH): 50 mm.
d.    Ikan Patin (Pangasius pangasius)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Patin memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 4. Ikan Patin (Pangasius pangasius)
Ukuran bidang tubuh  ikan Patin yaitu Total Long (TL): 350 mm, Front Length (FL): 300 mm, Sagital Length (SL): 250 mm, Head  Length (HdL): 70 mm, Body Height (BdH): 70 mm.
e.     Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Paweh  memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 5. Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Ukuran bidang tubuh  ikan Paweh yaitu Total Long (TL): 190 mm, Front Length (FL): 165 mm, Sagital Length (SL): 140 mm, Head  Length (HdL): 30 mm, Body Height (BdH): 50 mm.
f.      Ikan Layur (Trichiurus savala)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Layur memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 6. Ikan Layur  (Trichiurus savala)
Ukuran bidang tubuh  ikan Layur yaitu Total Long (TL): 720 mm, Front Length (FL): -, Sagital Length (SL): -, Head  Length (HdL): 115 mm, Body Height (BdH): 54 mm.
g.     Ikan Katung (Pristolepis grooti)
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung ternyata ikan Katung memiliki bentuk tubuh seperti pada gambar berikut.




Gambar 7. Ikan Katung(Pristolepis grooti)
Ukuran bidang tubuh  ikan Katung yaitu Total Long (TL): 145 mm, Front Length (FL): 130, Sagital Length (SL): 105, Head  Length (HdL): 30 mm, Body Height (BdH): 53 mm.
4.2.   Pembahasan
4.2.1.      Ikan Senangin (Polynemus tectraductylus)
Ikan Senangin memiliki bentuk mulut non proctractile (dapat disembulkan ke depan), ukuran sedang, bibir tipis, bibir atas tidak bersambung dengan bibir bawah dan kedua bibir berlipatan. Moncong pendek dan tumpul, sungutterdapat pada rahang bawah 5 pasang dengan ukuran pendek dan halus.
4.2.2.      Ikan Kapiek (Puntius schwaneveldi)
Ikan kapiek memiliki bentuk mulut proctractile, ukuran mulut sempit posisi tegak luus denga sisi bawah mata, bibir tipis dan bersambung, moncong pendek dan tumpul, terdapat satu pasang sungut di rahang atas dengan ukuran pended an halus.
4.2.3.      Ikan Alu-alu (Sphyraena jello)
Ikan Alu-alu memiliki bentuk mulut non proctractile ukuran sedang, posisi nya satu garis dengan sisi bawah mata, moncong panjang dan lancip, bibir tipis, tidak saling berhubungan, tidak berlipatan, serta tidak bersungut.
4.2.4.      Ikan Patin (Pangasius pangasius)
Ikan Patin memiliki bentuk mulut non proctractile pendek tumpul, ukuran mulut  lebar, posisi satu garis dengan sisi bawah mata, bibir tipis saling bersambung. Terdapat satu pasang sungut pada rahang bawah dengan ukuran pendek dan halus.
4.2.5.       Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Ikan Paweh mumiliki mulut berbentuk protractile dengan ukuran sempit, posisi mulut satu garis dengan sisi bawah mata, moncong pendek dan tumpul, bibir tipis dan bersambung, terdapat satu pasang sungut dengan ukuran pendek dan halus pada rahang bagian atas.
4.2.6.      Ikan Layur (Trichiurus savala)
Ikan Layur memiliki bentuk mulut non proctractile ukuran lebar, gigi yang tajam dan kasar, bibir tipis tidak bersambung, mimiliki operculum, tidak memiliki sirip perut dan sirip anus, memiliki sepasang sirip dada, sirip punggung bersambung sampai siri ekor, bentuk tubuh pipih, panjang dan meruncing ke ekor, serta bentuk ekor meruncing.
4.2.7.      Ikan Katung (Pristolepis grooti)
Ikan Katung memiliki bentuk mulut proctractile, ukuran mulut sempit, mulut satu gari lurus dengan sisi bawah mata, bibir tipis dan tidak bersambung antara sisi atas dengan sisi bawah, moncong pendek dan tumpul.


V.       KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.   Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan dapat di simpulkan bahwa, setiap jenis ikan memiliki  mulut dan sungut yang berbeda baik dari segi ukuran, bentuk  maupun posisi nya. Perbedaan mulut sangat di pengaruhi oleh kebiasaan hidup , makan, maupun tempat hidup ikan, dan banyak lagi yang mempengaruhinya.
5.2.   Saran
Sangat mengharapkan toleransi waktu dalam mengerjakan  soal  respon, sebab dari pengalaman saya sendiri maupun pernyataan dari teman yang lain kebanyakan menyatakan  bahwasan nya kesalahan dalam mengerjakan soal bukan pada kesulitan soal namut keterbatasan waktu yang diberikan sehingga jawaban tidak lengkap atau tidak sempat terjawab, untuk itu saya harap saran  ini dapat di maklumi agar tidak banyak yang tidur siang lagi.









Lampiran 1.  Peralatan praktek.









 



Nampan                                            Serbet








 



Pena                                                    Pensil








 


Penghapus                                           Penggaris





Flowchart: Internal Storage: PENUNTUN PRAKTIKUMICHTHYOLOGY



Fakultas perikanandan ilmu kelautan
Uversitas Riau
Pekanbaru
2004
 



Buku penuntun praktikum                  Buku tulis


Lampiran 2. Table pengelompokan klasifikasi dan bentuk mulut ikan
no
Jenis ikan
Bentuk mulut

Klasifikasi
proctractile
Non proctractile
1
Senangin

Ordo    : Perceformes
Family: Polynemidae
Genus  : Polynemus
Spesies: P. tectraductylus
2
kapiek

Ordo    : Osteriophysi
Family: Cyprinidae
Genus  : Puntius
Spesies: p. suchwarepeldi
3
Alu-alu

Ordo    : percimorfi
Family: Shyroenidae
Genus  : Sphyraena
Spesies: S. jello
4
Patin

Ordo    : Osteriophysi
Family: Pangasidae
Genus  : Pangasius
Spesies: P. pangasius
5
Paweh

Ordo    : Cypriniformes
Family: Cyprinidae
Genus  : Osteichilus
Spesies: O. hasselti
6
Layur

Ordo    : Peciformes
Family: Trichiuridae
Genus  : Trichiurus
Spesies: T. savala
7
Katung

Ordo    : Labyrintichi
Family: -
Genus  : Peristolepis
Spesies: p. grooti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar