![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1.1. Latar Belakang
Limnologi
merupakan ilmu dari perairan umum, berhubungan seluruh faktor yang mempengaruhi
populasi yang hidup di dalam perairan itu.
Air merupakan
bahagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis
kehidupan bersifat aquatik. Dalam prakteknya suatu habitat aquatik apabila
mediumnya baik eksternal maupun internal adalah air.
Didalam ekosistem bahari, organisme hidup dapat
dibedakan atas 3 kategori yaitu produsen, konsumen dan pengurai. Fitoplakton
sebagai produsen primer adalah tumbuhan yang mengapung dan melayang atau
fitoplankton yang berukuran kecil dan terdapat dalam jumlah yang cukup besar
dan konsumen bertindak sebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan
yamng tinggi adalah zooplankton. Zooplakton akan dimakan oleh karnivor yang
lebih besar, sehingga peranan plankton didalam ekosistem bahari sangatlah
penting (Aisya, S.Y. 2002)..
Menurut Thoha dan Adi (2003), plakton merupakan salah
satu unsur yang penting dalam rantai makanan. Menurut Sachlan (1980), plakton
adalah organisme yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit
serta pergerakannya selalu dipengaruhi arus. Plakton tersusun atas jasad-jasad
nabati mikroskopis (phytoplankton) serta jasad-jasad renik hewani mikroskopis
(zooplankton).
Kelimpahan plankton sering
dikaitkan dengan kesuburan perairan, berdasarkan kelimpahan dan komposisi
jenis. Kelimpahan fitoplankton selain digunakan sebagai indikator kesuburan
suatu perairan juga dapat digunakan sebagai indikator pencemaran.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum limnologi yang ketiga ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis
fitoplankton dan zooplankton disuatu perairan, dan untuk mengetahui kepadatan
dari masing-masing jenis fitoplankton dan zooplankton.
Sedangkan
manfaat dari praktikum ini yaitubdengan praktikum
tersebut, para mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan plankton
tersebut, dan untuk apa plankton
tersebut diketahui dan bagaimana menentukan jumlah dan jenis plankton
itu sendiri.
|
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Zat hara merupakan
zsat-zat yang sangat penting bagi
produktifitas primer fitoplankton dalam air. Zat hara anorganik utama
diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrogen dalam
bentuk nitrat dan fosfat (Nybaken, 1992). Menurut Sachlan (1980),
mengatakan bahwa fitoplankton merupakan
dasar terciptanya kehidupan diperairan tanpa fitoplankton tidak mungkin makhluk
lain akan hidup. Fitoplankton alga mikroskopis dan berklorofil dapat melakukan
fotosintesis. Dalam sistem energi, fitoplankton menempati tingkat tropik yang
pertama sebagai produsen primer.
Kualitas air secara menyeluruh dapat diartikan
sebagai setiap faktor fisika, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi
manfaat penggunaan air bagi kehidupan menusia baik secara langsung maupun tidak
langsung (Siagian, M.1996)
Menurut Newell (1977), fitoplankton melakukan fotosintesis maupun
mengubah bahan-bahan anorganik seperti
CO2 dan garam-garam terlarut menjadi bahan-bahan organik dengan
bantuan matahari. Fitoplankton tidak hanya dapat hidup sebagai plankton tetapi
juga ada yang hidup sebagai perifiton atau benthos dan neuston. Fitoplankton
adalah komponen alga terdiri dari kelompok Chlorophyceae, Chyanophyceae, dan
Bacillariophyceae (diatom) (Sachlan, 1980) sedangkan Ariandi et al
(1997), menambahkan Haptophyceae dan Dinoflagellata (Kelas Dinophyceae).
Sihotang (1986) mengatakan bahwa fitoplankton dapat
dijadikan indikator biologis untuk kesuburan suatu perairan yang tenang,
sedangkan untuk perairan yang relatif tidak tenang hal ini tidak berlaku.
Zooplankton dijumpai
hampir diseluruh habitat aquatik tetapi
kelimpahan dan komposisinya beervariasi tergantung pada keadaan lingkungan dan
biasanya terkait dengan perubahan musim. Faktor fisika dan kimia seperti suhu,
intensitas cahaya dan salinitas, pH dan zat pencemar memegang peranan penting
dalam menentukan kelimpahan dan keberadaan jenis plankton di perairan.
Menurut Arinardi et al
(1997), umumnya setelah keluar dari telur, zooplankton dibiarkan hidup di
lingkungan tempat diasuh dan terlindung dari pemangsa sehingga tingkat kematian
sangat tinggi. Reproduksi terjadi hampir sepanjang tahun dengan intensitas yang
berbeda. Zooplankton termasuk hewan perenang aktif yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan
renangnya sangat kecil dibanding kuat arusnya (Hutabarat dan Evans dalam
Susanti, 2000).
Dalam suatu ekosistem
perairan zooplankton berperan sebagai konsumer pertama yang memakan
fitoplankton. Relasi antara fitoplankton dan zooplankton serta hubungannya
dengan organisme air lainnya sering kali membentuk piramida selanjutnya diikuti
zooplankton dan puncak piramida ditempati oleh hewan bentic dan nekton (Davis,
1955).
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Limnologi
yang ketiga yang berjudul “Parameter Biologi (Plankton)” ini di laksanakan pada
tanggal 4 November 2011 pada pukul 10.00 WIB sampai selesai. Praktikum ini
berlangsung di Laboratorium Alam berupa Waduk yang berada di fakultas perikanan
dan ilmu kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang di
gunakan dalam praktikum “Plankton”tersebut adalah planktonet,pipet tetes,
mokroskop,lugol dan botol sampel, buku penuntun praktikum limnologi, penggaris,
pena, pensil, dan buku catatan.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang di
gunakan dalam praktikum limnologi yang berjudul “Plankton”ini adalah metode
dengan pengamatan langsung terhadap objek praktikum yang di teliti atau yang di
amati. Dalam hal ini metode yang digunakan berdasarkan petunjuk dari para
asisten ada satu metode,yaitu metode penyaringan. Objek praktikum tersebut
berupa laboratorium alam waduk faperi.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum
yang di jalankan adalah sebagai berikut: awalnya kita harus mencari lokasi yang
sesuai dengan criteria yang telah di tentukan, kemudian dua orang praktikum
turun kebawah lalu mengambil air sampel,kemudian di saring kedalam planktonet
sebanyak 50 liter,lalu hasil penyaringannya di masukkan kedalam botol film
kemudian di tambah dengan larutan lugol,lalu di ambil 1-5 tetes untuk di lihat
di bawah mikroskop,kemudian identifikasi plankton yang kita temukan tadi,lalu
tulis hasilnya.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
4.1. Hasil
Dari praktikum ini kita
mendapatkan hasil sebagai berikut :
No.
|
Nama
|
Gambar
|
Lapangan
Pandang
|
Total
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||||
1.
|
Assalina
muscorum
|
|
10
|
-
|
13
|
16
|
-
|
-
|
10
|
11
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Creseis acicues
|
|
-
|
-
|
-
|
15
|
-
|
4
|
-
|
7
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Lesquereusia
modestis
|
|
15
|
20
|
-
|
-
|
15
|
-
|
11
|
13
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perhitungan :
Dik :
A = 22 x 22 mm = 484 mm²
B = 3,14 x (1,75/2)²
B = 3,14 x 0,76
B = 2,38 mm²
C = 40 ml
D = 0,06 ml
E = 100 L
Dit = N ...... ?
Jawab : N = {A/B . C/D . I/E }n
N =
{A/B . C/D . I/E }n
N = (203,36 . 666,6 . 0,01 )n
N = (1355,59 )n
N = (1356 )n
Maka,
N1 = 60/9 . 1356
N1 = 9040 sel/L
N2 = 5122. 6 sel/L
N3 = 74/9 . 1356
N3 = 11,49,3 sel/L
4.2. Pembahasan
Istilah plankton untuk pertama kali digunakan oleh
“Hensen” pada tahun 1887, dan plankton ini sudah tentu baru diselidiki dengan
sempurna, jika menggunakan mikroskop. Satu specimen atau individu dari plankton
disebut Planktar. Tetapi dalam Marine Biology, Hewan-hewan yang agak besar
(kasar), seperti larva udang-udangan atau specimen-specimen dari jenis
udang-udangan kecil, seperti ordo Euphausiaceae, Mycidaceae (rebon), juga
jenis-jenis ubur-ubur kecil dan jenis mollusca seperti dari ordo Pteropoda,
dimasukan dalam golongan plankton, teristimewa makroplankton.
Plankton terbagi
menjadi Phytoplankton dan Zooplankton. Mikroplankton masih dapat dibagi dalam
Netplaknton dan Nanoplankton. Netplankton adalah plankton yang dapat disaring
dengan plankton net No. 25 (dibuat pertama oleh Miller) sedangkan nanoplankton
adalah Plankton yang tidak dapat disaring dengan plankton No. 25 dan ikut
keluar dengan air. Plankton net No. 25 adalah saringan air yang terhalus,
dimana dapat keluar dari lobang (mesh), jika lobang ini terbuat lebih kecil,
maka air tidak dapat keluar dan alat ini tidak dapat dinamakan saringan lagi,
tekanan permukaan air (appervlakte-splanning)merupakan limiting faktor dalam
hal ini kita tidak dapat menjaring nanoplankton. Nanoplankton hanya dapat
dikumpulkan dengan cara mengendapkan, atau dengan Centrifuge. Luas mesh
plankton net No. 25 lebih kurang 60 x 60 u (lu
= 1/1000 x nm).
Plankton
dapat bergerak dengan cilia atau falgel tetapi tidak dapatmempunyai daya
melawan arus, sifat plankton yang khas adalah melayang diperairan. Hal ini
disebabkan plankton dapat mengatur kesetimbangan berat badanya. Plankton banyak
mengunakan banyak cara untuk mengatur berat badanya antara lain : menambah atau
mengurangi jumlah vacuole, zat lemak dan minyak, sebagai makanan cadangan (food
reserve), memperpanjang atau memperpendek spina, chetae dan sebagainya.
Protozoa dibagi dalam 4 kelas, Rhizopoda,
Ciliata, Flagellata dan sporazoa. Dari keempat kelas ini kelas sporozoa tidak
hidup sebagai plankton, karena semua merupakan parasit, seperti plasmodium dan
Mixobolus, yang masing-masing hidup dalam tubuh manusia dan ikan. Ciliata
merupakan konsumen dan tidak ada suatu pembuktian yang jelas bahwa golongan
protozoa ini berasal dari algae. Ciliata sebagian besar hidup di air tawar dan
ada juga yang hidup di air laut (golongan Tintinidae). Ciliata merupakan
zooplankton yang tidak sejati di air tawa, zooplankton ini biasanya hidup
diantara Periphyton, di dasar sebagai benthos.
Nama kelas Rhizopoda ini
berarti kaki-kaki yang berbentuk seperti akar tumbuhan yang tidak teratur.
Rhizopoda tidak saja penting sebagai zooplankton, di laut maupun di air tawar.
Tetapi beberapa genera penting bagi ilmu-ilmu Palateologi dan Geologi,
Rhizopoda dianggap berasal dari genera-genera algae dari saprho-phytic-typen seperti
Chlooramoeba,Gameetamoeba dan Chyrsamoeba.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
5.1. Kesimpulan
Plankton merupakan organisme
renik yang hidup di perairan dan pergerakannya sangat pasif, dikarenakan
dipengaruhi oleh arus pada perairan. Plankton dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu : fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah organisme tumbuhan renik yang hidup melayang – layang
di perairan dan pergerakannya dipengaruhi oleh aru air, serta dapat menyusun
zat makanan dari zat anorganik yang didapat dan kemudian diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan makanan. Sedangkan zooplankton merupakan organisme hewan
mikroskopis yang hidup melayang di perairan dan tidak dapat menyusun zat
makanan sendiri, sehingga ia membutuhkan zat makanan lain yang diperolehnya di
perairan.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada ekosistem perairan yang banyak ditemukan adalah
fitoplankton, daripada zooplankton. Keberadaan fitoplankton di suatu perairan
memiliki peranan yang sangat penting sehingga sering dijadikan sebagai
indikator kesuburan perairan dan juga digunakan sebagai indikator pencemaran.
5.2. Saran
Demi kelancaran praktikum ini saya mengharapkan agar
para asisten lebih memperhatikan para praktikan agar semuanya bekerja dan
memperhatikan apa yang dipraktikumkan pada saat itu.
![](file:///C:\Users\UseR\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Aisya, S.Y. 2002. Kualitas Air dan Struktur
Komonitas Fitoplankton Yang Terdapat Di Waduk Uwai Kelurahan Pulau Kecamatan
Bangkinang Kab. Kampar. FAPERI-UNRI. Riau.
Arinardi O.H., Trimaningsih, Sudirjo. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran
kelimpahan Dan Plankton Predominan Di Sekitar Pulau Jawa Dan Bali. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI. Jakarta.
Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan
State University Press. New York. 526 p.
Newell, G.E dan R.C. Newell. 1977. Marine Plankton A Practical Guide.
Hutchinson of London and Co (Pub 1) Ltd. London.
Nybaken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan
Ekologis. Diterjemahkan Oleh: M. Erdman, Koesbiono, D. G.
Bengen, M. Hutomo dan S. Sukris tyono.
Gramedia. Jakarta.
Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Siagian,
M.1996. penuntun Praktikum Ekologi Perairan Fakultas Perikanan Universitas
Riau. Pekanbaru. 17 hal (tidak diterbitkan).
Sihotang,
Clemen dan Evawani. 2006. Penuntun PraktikumLimnologi Fakultas Perikanan
Universitas Riau. Pekanbaru.
Susanti, D. 2000. Struktur Komunitas Zooplankton
dan Indeks Kualitas Lingkungan Perairan Pantai Sekitar Kota Bengkalis Propinsi
Riau. FAPERI-UNRI. Riau.
Thoha, H dan Adi. B. 2001. Komunitas Diatom Di Pulau
Pari Kepulauan Seribu. Dalam Pesisir Pantai Indonesia.
2003. Pusat Penelitian Oseanografi. LIPI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar