WIWIK YULIANA

BUDIDAYA PERAIRAIRAN 2011, FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS RIAU

Rabu, 19 Agustus 2015

BIOMASS HUTAN MANGROVE



I.       PENDAHULUAN


1.1        Latar belakang.
          Produktifitas perairan adalah besaran energi cahaya matahari yang diubah menjadi energi kimia (gula atau karbohidrat) yang dibutuhkan oleh biota (khususnya produsen/tumbuhan)yang hidup.Energi dalam tumbuhan akan ditransfer dari hewan satu ke hewan lainnya melalui proses pemangsaan.semua proses ini disebut dengan aliran energi (trofik level).menyadari pentingnya peranan produksi serasah terhadap ekosistem perairan dan masih terbatasnya informasi yang ada khususnya di perairan waduk FAPERIKA UR,maka perlu dilakukan penaksiran jumlah produksi serasah tumbuhan,mengingat banyaknya aktifitas disekitar waduk dan wilayah ekosistem tumbuhan riparian ini.
          Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting sebab produktifitasnya tinggi,menghasilkan sejumlah besar zat organik yang tersedia sebagai makanan organisme lain.(Begen, 2001).
Banyaknya daun bakau yang gugur setiap hari tidak seragam sepanjang tahun.pada waktu-waktu tertentu jumlah daun yang gugur melebihi pada waktu yang lainnya.hal ini selain ditentukan oleh sifat pohon juga dipengaruhi oleh iklim (hujan dan angin).
     

1.2.Tujuan Dan Manfaaat
    1.2.1.Tujuan
          Untuk mengetahui jumlah serasah yang akan menghasilkan zat organik untuk makanan organisme lain.
1.2.2.Manfaat
    Dapat menghitung dan menentukan produksi serasah biomasa mangrove dari hutan dengan menggunakan metoda:
1.kotak (keranjang).
2.mengantungkan perangkap.dan,
3.mengisolasi individu tegakan.







II.TINJAUN PUSTAKA

Beragam jenis tanaman yang dapat dijumpai di daerah pesisir maupun tepi sungai, mulai dari rerumputan, tanaman perdu, dan pepohonan besar. Namun saat ini jumlah dan jenis vegetasi yang terdapat di pinggiran perairan telah mengalami penurunan. (Penuntun Praktikum Ekologi Perairan, 2010)
          Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting sebab produktivitasnya tinggi,menghasilkan sejumlah besar zat organik yang tersedia sebagai makanan organisme lain.partikel-partikel organik sekitar 80% mengalir keluar dari rawa bakau dan 50% dari padanya berasal dari dalam bakau (bengen,2001).
          Banyaknya daun bakau yang gugur setiap hari tidak seragam sepanjang tahun.pada waktu-waktu tertentu jumlah daun yang gugur melebihi pada waktu yang lainnya.Hal ini selain ditentukan oleh sifat pohon juga dipengaruhi oleh iklim (hujan dan angin).produksi serasah daun menjelang musim hujan menurun dan encapai minimum pada musim hujan,kemudian berangsur-angsur naik setelah musim hujan.
          Produksi biomass perlu diketahui,sebab dengan mengetahui biomass dari hutan atau individu pohon dapatlah menjadi informasi bagi pengelolaan hutan tersebut termasuk hutan bakau .dimana diketahui bahwa serasah ini akan menghasilkan zat organik untuk makanan organism lain.(penuntun praktikum ekologi perairan, 2012)



III.BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat
          Praktikum ini dilakukan pada tanggal 20 april 2012,pada jam 14:00 wib sampai jam 16:00 wib di laboratorium ekologi perairan,fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas riau.

3.2.Bahan dan Alat
          Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kotak (keranjang dan alat tulis.serta sampel yang diambil dari waduk FAPERIKA UR.

3.3.Metode Praktikum
          Praktikum ini dilakukan secara insitu.yaitu,dengan pengambilan sampel yang dilakukan dilapangan kemudia dibawa kelaboratorium eologi perairan untuk menhitung jumlahnya lebih lanjut.

3.4.Prosedur Praktikum
        - Kotak (keranjang) yang diletakkan dibawah pohon selama 21 hari diambil kemudian di bawa kedalam laboratorium perikanan dan ilmu kelautan untuk mengetahui berapa jumlah sampel yang terdapat di dalamnya.

        -sampel yang telah di dapati didalam kotak (keranjang) tersebut di panaskan dalam oven untuk dikeringkan dan biarkan selama 15 menit.
       
        -serasah yang telah kering kemudim ditimbang diatas ratio untuk mengetahui masanya. 

















IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil
        4.1.1.Identifikasi spesies tumbuhan


Tumbuhan jenis A
Tumbuhan jenis B



Tumbuhan jenis C
Ranting






4.1.2.Produksi Serasah
Tegakan atau stasiun atau plot
Produksi serasah (gr/0,25m2/…..hari)
Produksi srasah (gr/0,25m2/…..bulan)
I
2,1/21=0,10
0,10/30=3
II
0,6/21=0,028
0,6/30=0,84
III
0,3/21=0,014
0,3/30=0,42
TOTAL
L=0,14
Xss=4,26

Maka nilai Trun Over dari biomassa hutan mangrove adalah:

4.2.Pembahasan
          Metoda yang digunakan untuk menentukan produksi serasah yaitu kotak (keranjang),mengantungkan perangkap ( jaring/jala),mengisolasi individu tegakan.
          Kotak atau jala ditempatkan dibawah tegakan pohon mangrove,mengikuti jalur transek yang tegak lurus dari garis pantai.pohon mangrove diidentifikasi jenisnnya.setelah kotak atau jala dibiarkan selama beberapa hari atau selama sebulan..serasah dikumpulkan.serasah tersebut kemudian disortir,sehingga dapat dibedakan serosah daun,ranting dan bunga.kemudian serosah yang telah kering tersebut ditimbang untuk mengetahui erat keringnya.selanjutnya disusun dalam suatu daftar atau data,
          Data produksi serosah yang telah tersusun diatas,menunjukkan produksi rata-rata serosah dari keseluruhan tegakan atau stasiun.Ini yang dinamakan biomass atau standing coop.Standing coop (biomass)penting diketahui sebagai dasar dalam pengelolaan sumberdaya hewan.
         



















V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
          Produksi serasah pada perairan waduk FAPERIKA UR ini lebih banyak terdapat pada tumbuhan jenis A.
          Produksi serasah yang telah di dapat menunjukkan produksi rata-rata serasah dari keseluruhan lokasi penelitian.Hal ini akan mempengaruhi kandugan bahan organik yang ada di suatu lingkungan khususnya perairan di suatu lingkungan.Dengan tersedianya bahan organic akan mempengaruhi kelangsungan hidup organism yang ada.
          Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung kelangsungan hidup suatu organisme baik organisme darat maupun perairan.semakin besar produksi serasah yang dihasilkan maka akan semakin baik pula kandungan bahan organik yang ada didalam perairan sehingga jika kadar bahan organik menurun,kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas suatu organisme juga menurun.
          Moller dalam krebs (1985) bahwa kerapatan pohon mempengaruhi produksi serasah.semakin tinggi kerapatan pohon,maka semakin tinggi pula produksi serasahnya,begitu juga sebaliknya semakin rendah kerapatan pohon maka semakin rendah produksi serasahnya.selain tingkat kerapatan,laju produksi serasah juga dipengaruhi oleh jenis tumbuhan riparian dan umurnya.jenis tumbuhan yang berbeda akan memiliki laju produksi serasah yang berbeda pula.

5.2.Saran
          Demi mendukung produktivitas organism perairan khususnya waduk FAPERIKA UR.maka,tumbuhan jenis lainnya harus bisa menyeimbangi banyaknya tumbuhan jenis A.sehingga dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk mendukung kelangsunga hidup organisme-organisme yang ada disekitar perairan waduk FAPERIKA UR.          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar