I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Air
merupakan sumber kehidupan terbesar di dunia karena tanpa ada air mahluk hidup
baik itu manusia, hewan, dan tumbuhan tidak akan bisa hidup, untuk itu air yang
digunakan harus benar-benar terjamin kondisi atau kualitas nya baik dari segi
parameter fisika, kimia maupun Biologi,
agar kondisi kehidupan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai man
mesti nya.
Untuk
mengetahui kondisi kualitas perairan tentu harus ada tinadakan yang harus di
lakukan yaitu dengan cara melakukan pengukuran kualitas air dengan cara dan
ketentuan-ketentuan yang telah di tentukan.
1.2.
Tujuan
Dan Manfaat
Adapun
tujuan dilakukan Praktikum Ekologi Perairan ini agar memahami tentang
pengukuran kualitas air secara benar dan tidak terjadi kesalan yang terjadi di
lapangan selain itu juga supaya mengetahui tentang kondisi perairan yang ad di
sekitar kita, apakah baik atau tidak untuk digunakan.
1.3.
Manfaat
Mengerti cara pengukuran
kualitas yang baik yang mana sebelumnya hanya sebagian yang baru pernah
dilaksanakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem
perairan seperti kolam, waduk, sungai, muara atau laut. Penuntun Praktikum
Ekologi Perairan, 2012. Data sekunder BBL Batam, (2010) menyatakan kualitas air
untuk pemeliharaan induk ikan Kerapu Macan
harus sangat diperhatikan pada keberhasilan dalam pemijahan ikan kerapu
macan adapun kualitas ikan yang baik yaitu dengan kondisi pH 7.34-3.2,
salinitas 29-31 ppt, DO 4.7-7.4 ppm, suhu 26-30.8˚c, kecerahan 3-5 m, nitrat
dan nitrit 0-0.01 ppm, amoniak 0-0.03, pospat 0-0.06 ppm.
Pengamatan kualitas air pada pemeliharaan larva ikan
Kerapu macan setiap hari harus dilakukan untuk mengantisipasi perubahan
kualitas air secara mendadak, adapun kondisi kualitas air yang baik untuk
pemeliharaan larva ikan adalah dengan kondisi salinitas 28-30 ppt, suhu 26-28˚c,
pH 7-7,5, DO 5-9 ppm. Laporan Praktek Kerja Lapang UPT SUPM Internasional
Provinsi Riau, 2010.
Pengelolaan kualitas air mutlak dilakukan untuk menjaga
agar kondisinya tetap baik selama pemeliharaan ikan , kegiatan pemeliharaan
tersebut antara lain pengundaraan (aerasi), penyiphonan dan penggantian air.
Pengundaraan khusus nya dimaksudkan untuk menambah oksigen terlarut dalam media
pemeliharaan (Duray. 1986 dalam pembanihan ikan kerapu macan, 2001).
Perairan yang keruh atau penuh dengan partikel suspense
lebih dari 5-10 mg/L, tidak dikehendaki untuk kegiatan budidaya ikan di laut
demikian juga untuk kegiatan pembenihan, air yang keruh dapat menimbulkan
berbagai masalah (Anonimus, 2001).
Perairan laut mempunyai kecendrungan bersuhu konstan,
karena mengandung panas jenis yang tinggi. Selama ini pemeliharaan ikan kerapu
macan yang dilakukan di keramba jarring apungmenunjukan perlaku makan dan
pertumbuhan yang baik pada kisaran suhu
antara 27-29˚c. perubahan suhu yang cukup ekstrim akan berpengaruh terhadap
metabolisme atau nafsu makan, aktifitas tubuh dan susunan syaraf (Departemen
Pertanian direktorat Jendral Perikanan Balai Budidaya Laut Lampung, 1999).
Konsentrasi dan ketersediaan oksigen terlarut merupakan
salah satu factor pembatas bagi ikan yang dibudidayakan. Oksigen terlarut
sangat dibutuhkan bagi kehidupan ikan dan organisme air lain nya (schumittou,
2000).
III.
BAHAN
DAN METODE
3.1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum Ekologi Perairan dilakukan pada tanggal 20
Maret 2012, jam 13.10-15.10 WIB di Laboratorium Ekologi (dan Manajemen
Lingkungan) Perairan Jurusan, Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan Universitas
Riau Pekanbaru.
3.2.
Bahan
dan Alat
Adapun
peralatan dan bahan yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu beberapa alat ukur
kualiatas air seperti piring Secci diec, Termometer, pH indicator, Meteran /
Penggaris, tabung erlemeyer, pipet tetes, alat tulis, air sampel dan lain-lain.
3.3.
Metode
Praktikum
Praktikum
dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan tempat pengambilan sampel dan
di laboratorium.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Praktikum
Adapun
data hasil kualitas air di waduk FAPERIKA UNRI yang diperoleh dari kegiatan
praktikum yaituseperti pada table 1. di bawah ini:
Table
1. hasil pengukuran kualitas air
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Hasil analisis
|
keterangan
|
A
|
Fisika:
|
|
|
|
1
|
Suhu
|
˚c
|
32
|
Normal
|
2
|
Kedalaman
|
Meter
|
48
|
-
|
3
|
Kekeruhan
|
NTU
|
16
|
-
|
4
|
Kecerahan
|
Cm
|
47,5
|
-
|
B
|
Kimia:
|
|
|
|
5
|
Karbondioksida bebas
|
Mg/L
|
16
|
Baik
sekali
|
6
|
Oksigen terlarut
|
Mg/L
|
12
|
Buruk
sekali
|
7
|
Derajat keasaman (pH)
|
|
7
|
Netral
|
Sumber: Data primer waduk
FAPERIKA UNRI 2012
4.2.
Pembahasan
4.2.1.
Parameter
fisika air
a. Suhu
Pengukuran
suhu dilakukan dengan menggunakan Termometer yang diikat dengan tali benang
bagian atasnya kemudian Termometer di masikan kedalam perairan sampel ± 5 menit
kemudian diangkat dan dilihat hasil nya.
b. Kedalaman
Kedalaman
diukur dengan menggunakan penggaris panjang atau bisa juga dengan menggunakan
meteran yang di beri pemberat di bawah nya, kemudian lihat hasil kedalaman yang
diperoleh.
c. Kekeruhan
Kekeruhan
diukur dengan mengguakan Turbuditi meter dengan cara sampel air yang sudah
didapat dari lapangan dibawa ke Laboratorium untuk diukur kadarnya. Di
Laboratorium kemudian air sampel tersebut dipindahkan dari botol sampel lalu dimasukan
kedalam gelas piala yang tersedia, kemudian dibandingkan dengan standar air
yang tersedia. Masukan standar air yang telah dikocok dengan sampel air kedalam
Turbiditi meter menunjuk angka standarnya. Setelah stabil, kelarkan standar
tersebut lalu masukan sampel air kemudian catat hasil yang ditunjukan oleh
jarum Turbiditimeter.
d. Kecerahan
Pengukuran
kecerahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa Pnggan Secchi Disk
yaitu dengan cara pinggan Secchi diturunkan kedalam perairan sampai pinggan
tidak kelihatan lagi dikurang jarak mata
peneliti dengan permukaan perairan (dinamakan jarak hilang). Kemudian pinggan Secchi ditari sampai keliahatan dan
ukur jarak nya (jarak tampak). Kemudian nilai jarak tampak ditambah dengan
nilai jarak hilang dibagi dua. Rata-rata pengukuran kedua jarak tersebut
merupakan nilai kecerahan, dinyatakan dalam satu centimeter.
Kecerahan (cm)= jarak hilang (cm)+jarak
tampak (cm)
2
4.2.2.
Parameter
kimia air
a. Karbon
dioksida bebas
Prosedur
pengukuran karbondioksida bebas dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengambilan
air sampal harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kontak
antara air sampel dengan udara. Analisa harus dilakukan segera, dengan pipet 25
ml air sampel diambil dan dimasukan kedalam erlemeyer dengan hatu-hati,
tambahkan 3-4 tetes pnolptealin, jika berwarna pink berarti tidak ada
karbondioksida dan dilanjutkan keprosedur berikutnya.
Titrasi
segera dengan Na2Co3 0,0454 N sampai pink stabil. Untuk perhitungan nya sebagai
berikut:
Co2= AxNx22x1000
v
b. pH
pengukuran pH yang
dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan
kertas pH tersebut kedalam perairan dan dilihat perubahan warna yang terjadi
kemudian bandingkan dengan papan standar nilai, warna mana yang sesuai.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak semua
perairan itu baik digunakan untuk kebutuhan organism dan tidak semua kondisi
kualitas nya bagus sepertu pada data yang diperoleh menunjukan bahwa waduk
FAPEERIKA memiliki kondisi suhu yang normal yaitu 32˚c, kecerahan 47 cm,
kekeruhan 16 NTU, DO 12 ppm dengan kondisi baik, karbondioksida bebas 16 buruk
sekali dan pH yang netral yaitu 7.
5.2.
Saran
Saya
berharap supaya masuk praktikum jangan terlalu cepat sekali karena waktu nya
sangat mepet dengan waktu nya shollat, demikian saran saya supaya dapat di
maklumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar