WIWIK YULIANA

BUDIDAYA PERAIRAIRAN 2011, FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS RIAU

Rabu, 19 Agustus 2015

LAPORAN PENGUKURAN KUALITAS AIR



I.    PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan terbesar di dunia karena tanpa ada air mahluk hidup baik itu manusia, hewan, dan tumbuhan tidak akan bisa hidup, untuk itu air yang digunakan harus benar-benar terjamin kondisi atau kualitas nya baik dari segi parameter fisika, kimia maupun  Biologi, agar kondisi kehidupan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai man mesti nya.
Untuk mengetahui kondisi kualitas perairan tentu harus ada tinadakan yang harus di lakukan yaitu dengan cara melakukan pengukuran kualitas air dengan cara dan ketentuan-ketentuan yang telah di tentukan.
1.2.  Tujuan Dan Manfaat
Adapun tujuan dilakukan Praktikum Ekologi Perairan ini agar memahami tentang pengukuran kualitas air secara benar dan tidak terjadi kesalan yang terjadi di lapangan selain itu juga supaya mengetahui tentang kondisi perairan yang ad di sekitar kita, apakah baik atau tidak untuk digunakan.
1.3.  Manfaat
Mengerti cara pengukuran kualitas yang baik yang mana sebelumnya hanya sebagian yang baru pernah dilaksanakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam, waduk, sungai, muara atau laut. Penuntun Praktikum Ekologi Perairan, 2012. Data sekunder BBL Batam, (2010) menyatakan kualitas air untuk pemeliharaan induk ikan Kerapu Macan  harus sangat diperhatikan pada keberhasilan dalam pemijahan ikan kerapu macan adapun kualitas ikan yang baik yaitu dengan kondisi pH 7.34-3.2, salinitas 29-31 ppt, DO 4.7-7.4 ppm, suhu 26-30.8˚c, kecerahan 3-5 m, nitrat dan nitrit 0-0.01 ppm, amoniak 0-0.03, pospat 0-0.06 ppm.
Pengamatan kualitas air pada pemeliharaan larva ikan Kerapu macan setiap hari harus dilakukan untuk mengantisipasi perubahan kualitas air secara mendadak, adapun kondisi kualitas air yang baik untuk pemeliharaan larva ikan adalah dengan kondisi salinitas 28-30 ppt, suhu 26-28˚c, pH 7-7,5, DO 5-9 ppm. Laporan Praktek Kerja Lapang UPT SUPM Internasional Provinsi Riau, 2010.
Pengelolaan kualitas air mutlak dilakukan untuk menjaga agar kondisinya tetap baik selama pemeliharaan ikan , kegiatan pemeliharaan tersebut antara lain pengundaraan (aerasi), penyiphonan dan penggantian air. Pengundaraan khusus nya dimaksudkan untuk menambah oksigen terlarut dalam media pemeliharaan (Duray. 1986 dalam pembanihan ikan kerapu macan, 2001).
Perairan yang keruh atau penuh dengan partikel suspense lebih dari 5-10 mg/L, tidak dikehendaki untuk kegiatan budidaya ikan di laut demikian juga untuk kegiatan pembenihan, air yang keruh dapat menimbulkan berbagai masalah (Anonimus, 2001).
Perairan laut mempunyai kecendrungan bersuhu konstan, karena mengandung panas jenis yang tinggi. Selama ini pemeliharaan ikan kerapu macan yang dilakukan di keramba jarring apungmenunjukan perlaku makan dan pertumbuhan yang baik pada  kisaran suhu antara 27-29˚c. perubahan suhu yang cukup ekstrim akan berpengaruh terhadap metabolisme atau nafsu makan, aktifitas tubuh dan susunan syaraf (Departemen Pertanian direktorat Jendral Perikanan Balai Budidaya Laut Lampung, 1999).
Konsentrasi dan ketersediaan oksigen terlarut merupakan salah satu factor pembatas bagi ikan yang dibudidayakan. Oksigen terlarut sangat dibutuhkan bagi kehidupan ikan dan organisme air lain nya (schumittou, 2000).


III.       BAHAN DAN METODE

3.1.   Waktu dan Tempat
Praktikum Ekologi Perairan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2012, jam 13.10-15.10 WIB di Laboratorium Ekologi (dan Manajemen Lingkungan) Perairan Jurusan, Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2.   Bahan dan Alat
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu beberapa alat ukur kualiatas air seperti piring Secci diec, Termometer, pH indicator, Meteran / Penggaris, tabung erlemeyer, pipet tetes, alat tulis, air sampel dan lain-lain.
3.3.   Metode Praktikum
Praktikum dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan tempat pengambilan sampel dan di laboratorium.
IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Praktikum
Adapun data hasil kualitas air di waduk FAPERIKA UNRI yang diperoleh dari kegiatan praktikum yaituseperti pada table 1. di bawah ini:
Table 1. hasil pengukuran kualitas air
No
Parameter
Satuan
Hasil analisis
keterangan
A
Fisika:



1
Suhu
˚c
32
Normal
2
Kedalaman
Meter
48
-
3
Kekeruhan
NTU
16
-
4
Kecerahan
Cm
47,5
-
B
Kimia:



5
Karbondioksida bebas
Mg/L
16
Baik sekali
6
Oksigen terlarut
Mg/L
12
Buruk sekali
7
Derajat keasaman (pH)

7
Netral
Sumber: Data primer waduk FAPERIKA UNRI 2012



4.2.   Pembahasan
4.2.1.    Parameter fisika air
a.    Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan Termometer yang diikat dengan tali benang bagian atasnya kemudian Termometer di masikan kedalam perairan sampel ± 5 menit kemudian diangkat dan dilihat hasil nya.
b.    Kedalaman
Kedalaman diukur dengan menggunakan penggaris panjang atau bisa juga dengan menggunakan meteran yang di beri pemberat di bawah nya, kemudian lihat hasil kedalaman yang diperoleh.
c.    Kekeruhan
Kekeruhan diukur dengan mengguakan Turbuditi meter dengan cara sampel air yang sudah didapat dari lapangan dibawa ke Laboratorium untuk diukur kadarnya. Di Laboratorium kemudian air sampel tersebut dipindahkan dari botol sampel lalu dimasukan kedalam gelas piala yang tersedia, kemudian dibandingkan dengan standar air yang tersedia. Masukan standar air yang telah dikocok dengan sampel air kedalam Turbiditi meter menunjuk angka standarnya. Setelah stabil, kelarkan standar tersebut lalu masukan sampel air kemudian catat hasil yang ditunjukan oleh jarum Turbiditimeter.


d.    Kecerahan
Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa Pnggan Secchi Disk yaitu dengan cara pinggan Secchi diturunkan kedalam perairan sampai pinggan tidak kelihatan lagi  dikurang jarak mata peneliti dengan permukaan perairan (dinamakan jarak hilang). Kemudian  pinggan Secchi ditari sampai keliahatan dan ukur jarak nya (jarak tampak). Kemudian nilai jarak tampak ditambah dengan nilai jarak hilang dibagi dua. Rata-rata pengukuran kedua jarak tersebut merupakan nilai kecerahan, dinyatakan dalam satu centimeter.
Kecerahan (cm)= jarak hilang (cm)+jarak tampak (cm)
                                             2
4.2.2.    Parameter kimia air
a.     Karbon dioksida bebas
Prosedur pengukuran karbondioksida bebas dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengambilan air sampal harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kontak antara air sampel dengan udara. Analisa harus dilakukan segera, dengan pipet 25 ml air sampel diambil dan dimasukan kedalam erlemeyer dengan hatu-hati, tambahkan 3-4 tetes pnolptealin, jika berwarna pink berarti tidak ada karbondioksida dan dilanjutkan keprosedur berikutnya.
Titrasi segera dengan Na2Co3 0,0454 N sampai pink stabil. Untuk perhitungan nya sebagai berikut:
Co2= AxNx22x1000
                v
b.     pH
pengukuran pH yang dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan kertas pH tersebut kedalam perairan dan dilihat perubahan warna yang terjadi kemudian bandingkan dengan papan standar nilai, warna mana yang sesuai.


V.           KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.   Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak semua perairan itu baik digunakan untuk kebutuhan organism dan tidak semua kondisi kualitas nya bagus sepertu pada data yang diperoleh menunjukan bahwa waduk FAPEERIKA memiliki kondisi suhu yang normal yaitu 32˚c, kecerahan 47 cm, kekeruhan 16 NTU, DO 12 ppm dengan kondisi baik, karbondioksida bebas 16 buruk sekali dan pH yang netral yaitu 7.
5.2.   Saran
Saya berharap supaya masuk praktikum jangan terlalu cepat sekali karena waktu nya sangat mepet dengan waktu nya shollat, demikian saran saya supaya dapat di maklumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar