Danau-danau
A.Kelahiran dan Kematian Danau
Timbulnya danau hampir semuanya merupakan fenomena
geologi. Sekali danau terbentuk pasti akan mati. Danau hidup dari tingkat muda,
matang, tua, hingga mati bila cekungan akhirnya penuh menjadi daratan. Danau besar
dan dalam mungkin jauh dari kematian akibat pengerukan, tetapi adanya perubahan
iklim atau kejadian geologi dapat mengakibatkan kematiannya.
B. Zona Danau
Ø Zona littoral
Zona littoral merupakan daerah yang dimulai dari garis
pantai sampai kedalaman dimana rumput air tidak muncul. Bentos littoral
spesiesnya banyak dan produksi tahunanya tinggi daripada area yang lebih dalam,
sehingga kelimpahan dan keragaman habitat serta niche ekologi lebih tinggi.
Ø Zona sublittoral
Zona sublittoral merupakan daerah yang dimulai dari
littoral meluas kearah danau. Fauna sublittoral lebih sedikit dibanding daerah
littoral yang mengakibatkan berkurangnya jumlah niche.
Ø Zona profundal
Zona profundal merupakan daerah yang hanya terdapat pada
danau yang cukup dalam bila terjadi stratifikasi musim panas. Bentos profundal
berhubungan dengan sifat danau. Sebagian besar partikel endapan profundal yang
halus merupakan bahan yang dihasilkan di dalam danau dan sangat sedikit yang
berasal dari luar.
Ø Zona perairan terbuka
Zona perairan terbuka merupakan daerah di luar rumput
air/tumbuhan pinggir dimana pengaruh pantai dan dasar sudah berkurang. Zona ini
menjadi habitat plankton. Di sini algae bersifat fototrofik sehingga produser
primer memfiksasi karbon anorganik menjadi senyawa organik.
Ø Zona trofogenik limnetik
Zona trofogenik limnetik merupakan lapisan yang meluas
dari permukaan sampai kedalaman dimana fotosintesis tidak terjadi lagi. Cahaya
yang ada di sini berguna untuk organisme fototrofik dan di bawah zona ini
cahaya sudah tidak efektif lagi.
Ø Zona trofolitik
Zona trofolitik merupakan daerah yang terdapat di bawah
lapisan trofogenik dengan kondisi lebih gelap dimana respirasi dan dekomposisi
mendominasi. Antara zona trofogenik dan trofolitik terdapat kedalaman
kompensasi dimana proses fotosintesis sama dengan respirasi. Batas trofogenik –
trofolitik adalah suatu fungsi penetrasi cahaya.
Jenis Danau
A. Oligotrofi
Ø Dalam dan tebing curam
Ø Volume epilimnion relatif kecil dibanding dengan hypolimnion
Ø Air berwarna biru atau hijau, transparansi jelas
Ø Air miskin dengan nutrien tumbuhan dan ion kalsium
Ø Endapan bahan organik rendah
Ø Oksigen melimpah pada semua tingkat setiap saat
Ø Tumbuhan litoral terbatas, sering jenis rumputan berdaun tajam
Ø Fitoplankton miskin secara kuantitatif
Ø Bloom algae biru tidak terdapat
Ø Fauna dasar profundal beragam, tidak toleran pada tekanan oksigen
rendah
Ø Larva Tanytarsus merupakan
bentos profundal, Chaoborus biasanya
tidak ada
Ø Ikan coregonid dan salmonid terdapat
B. Eutrofi
Ø Dangkal, zona litoral luas
Ø Perbandingan epilimnion dan hypolimnion lebih besar
Ø Hijau sampai kuning atau hijau kecoklatan, transparansi terbatas
Ø Nutrien tumbuhan dan ion kalsium melimpah
Ø Endapan profundal suatu copropel organik
Ø Tumbuhan litoral melimpah, massa
banyak
Ø Water bloom lazim terjadi
Ø Bentos profundal spesiesnya miskin, tahan pada oksigen rendah
Ø Biomas benthik profundal banyak
Ø Chironomus dan larva Chaoborus
terdapat
Ø Ikan stenothermal di hypolimnion tidak ada
Pengaruh Morfologi atau Pengaruh Sekunder
Morfologi cekungan merupakan pengaruh edafik. Cekungan
yang dalam dengan hypolimnion yang luas, mengandung oksigen yang cukup di
lapisan yang dalam. Sedangkan cekungan yang dangkal dengan hypolimnion kecil
dapat kehabisan oksigen di atas endapan profundal.
Perbandingan penting yang perlu diperhatikan adalah
volume epilimnion (E) dan hypolimnion (H). Jika E/H besar, oksigen pada
hypolimnion trofolitik bisa berkurang dengan cepat, sebaliknya jika E/H kecil,
ada kemungkinan simpanan oksigen banyak di bagian dalam perairan.
Pengaruh difusi nutrien dan ooze profundal lebih nyata
dari pada hypolimnion yang luas. Jadi dalam pertimbangan teori terdapat konsep
faktor sekunder yang mengkontribusi eutrofik primer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar