![](file:///C:\Users\rinaldi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Kandungan nutrisi dari pakan ikan yang sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan yang merupakan gizi yang
memiliki manfaat yang besar untuk hidup dan kehidupan ikan selain itu juga
merupakan faktor keberhasilan utama bagi kegiatan Budi Daya ikan terutama pakan
yang bernutrisi tinggi yang merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral bagi pemangsanya.
Nutrien
sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk
menghasilkan tenaga selain itu dibutuhkan untuk membangun otot, sel-sel jaringan tubuh, terutama bagi
ikan-ikan muda. Kebutuhan nutrien berpariasi tergantung pada jenis ikannya,
meskipun demikian nutrien merupakan unsur kunci untuk keperluan pertumbuhan dan
kesehatan bagi seluruh jenis ikan. Secara garis besar kebutuhan protein pada
setiap ikan 20-60% dari berat
total makanan, namun kebutuhan optimalnya hanya 30-40%, lemak 8-10%,
serta vitamin dan mineral masing-masing 1% (Asmawi, 1983).
1.2.
Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Nutrient apa yang di perlukan oleh
larva ikan herbivora?
2. Berapa banyak nutrient yang
dibutuhkan larva ikan herbivora?
3. Apa manfaat nutrient bagi larva ikan
herbivora?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui nutrient yang di perlukan oleh larva
ikan herbivora
2.
Untuk mengetahui banyak nutrient yang dibutuhkan
larva ikan herbivora
3.
Untuk mengetahui manfaat nutrient bagi larva ikan
herbivora
1.4.
Manfaat
Adapun manfaat
yang diperoleh dalam pembuatan makalah ini yang penulis peroleh yakni sebagai
berikut:
1.
Mengetahui nutrient yang di perlukan oleh larva
ikan herbivore
2.
Mengetahui banyak nutrient yang dibutuhkan larva ikan herbivore
3.
Mengetahui manfaat nutrient bagi larva ikan
herbivora
4.
Melatih dalam pembuatan karya-karya
tulis ilmiah yang baik
5.
Sebagai sumber nilai tugas pada mata
kuliah Nutrisi Hewan Air bagi dosen pengajar.
![](file:///C:\Users\rinaldi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pemeliharaan Larva
Upaya untuk memacu laju pertumbuhan ikan ini telah
banyak dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain melalui pelacakan
potensi tumbuh (Rachmawati, 1999), optimalisasi suhu media budidaya (Hermanto,
2000) dan melalui pelacakan kebutuhan nutrisi (Mokoginta dkk, 1994).
Dalam jangka waktu 3-4
hari telur akan menetas, larva ikan herbivora belum langsung diberi pakan
karena masih mengandung kuning telur. kuning telur akan habis dalam jangka
waktu kurang lebih 6 hari. setelah kuning telur habis larva ikan diberi makanan
berupa Cacing sutra atau Daphnia .
Dalam
pemeliharaan larva selain memenuhi nutrisi kualitas air juga sangat diperlukan,
Air pada akuarium diganti setiap 3-4 hari sekali pergantian air dilakukan
dengan cara menyipon dengan menggunakan selang air. pergantian air akuarium
harus dilakukan secara hati-hati agar benih ikan tidak ikut tersedot oleh
selang. biasanya bila benih ikan tersedot selang maka akan menyebabkan benih
ikan itu rusak atau stress. Bila menggunakan pemanas air / heater dalam
penyiponan harus hati-hati pastikan heater telah dimatikan dengan cara mencabut
kabel listriknya bila heater lupa dicabut maka ketika diganti dengan air baru
pada akuarium heater akan pecah.
2.2.
Nutrient yang dibutuhkan larva herbivora
Yurisman, Sukendi. 2004
menyatakan nutrisi atau gizi pakan yang sangat dibutuhkan bagi ikan yakni pakan
alami (phytoplankton dan zooplankton), pakan buatan, suplemen yang merupakan
makanan tambahan berupa mikroba hidup ataupun yang tidak hidup seperti
probiotik (terutama untuk golongan Lactobacilli
dan Bifidobacteria), vitamin,
karbohidrat, lemak, asam amino, mineral dan lain-lain.
Menurut Djarijah dalam Sulastri (2003), kualitas pakan
ikan dilihat dari macam sumber nutrisi dalam pakan ikan, dan selanjutnya akan
menentukan tinggi rendahnya efisiensi pakan pada ikan. Selanjutnya Crus (1986)
mengatakan bahwa pakan yang diberikan per hari biasanya dihitung berdasarkan
bobot ikan yang digambarkan sebagai presentase dari bobot ikan. Jumlah pakan
ikan yang disarankan adalah 20-25% untuk benih, 10-20% untuk ikan berukuran
50-500 gram, dan 3-5% untuk ikan besar.
Djuhanda (1981),
menyatakan bahwa setiap oerganisme untuk kelangsungan hidupnya butuh makanan,
makanan yang diambil dari bahan-bahan yang telah tersedia di alam. Berdasarkan
makanan yang dimakan maka ikan dapat digolongkan menjadi ikan karnivora,
herbivora dan omnivora. Banyaknya macam makanan untuk ikan dapat dikatakatan
tidak terbatas, tetapi pada umumnya kebanyakan ikan adalah omnivor.
ikan-ikan dari family osphronemus umumnya merupakan ikan pemakan tumbuhan. Ini dengan mudah dapat dibuktikan dengan memberikan makanan berupa daun-daunan atau tanaman lunak. Namun biasanya pada saat benih ikan dari family osphronemus suka memakan protozoa dan crustacea. Benih yang berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti trichoptera, tubificidae, moluska, jasad-jasad tersebut dimakan bersama-sama dengan tanaman air yang membusuk dan bahan organik lainnya (Susanto, 1987).
ikan-ikan dari family osphronemus umumnya merupakan ikan pemakan tumbuhan. Ini dengan mudah dapat dibuktikan dengan memberikan makanan berupa daun-daunan atau tanaman lunak. Namun biasanya pada saat benih ikan dari family osphronemus suka memakan protozoa dan crustacea. Benih yang berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti trichoptera, tubificidae, moluska, jasad-jasad tersebut dimakan bersama-sama dengan tanaman air yang membusuk dan bahan organik lainnya (Susanto, 1987).
Dalam Budidaya ikan secara tradisional, sumber
nutrisi bagi ikan berasal dari pakan
alami. Sementara pada budidaya ikan secara intensif, sumber nutrisinya
diprioritaskan berasal dari pakan buatan, namun bukan berarti pakan ikan alami
tidak dibutuhkan dalam budi daya ikan secara intensif masih mutlak memerlukan
pakan alami sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan setiap
pertumbuhannya, bahkan pakan alami ini ternyata perannya belum dapat digantikan
oleh pakan buatan yang sekarang ini sudah ada terutama bagi benih ikan karena
dilihat dari nilai nutrisinya yang relative tinggi dimana berkaitan erat dengan
jumlah kalori yang dikandungnya serta memiliki biaya usaha yang relative
rendah.
Kandungan
zat gizi jasad pakan sangat menentukan pertumbuhan larva yang dipelihara.
Plankton sebagai jasad pakan merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral bagi pemangsanya. Sedangkan nilai nutrisi satu jenis
phytoplankton juga bervariasi, sebab dipengaruhi oleh zat hara, kondisi
lingkungan antara lain intensitas cahaya, lama pencahayaan, suhu dan lain-lain.
1. Protein
Protein sangat
diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan
tenaga. Sekitar 50% dari
kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh ikan berasal dari protein. Bahan ini
berfungsi untuk membangun otot, sel-sel jaringan tubuh, terutama bagi ikan-ikan
muda. Kebutuhan protein sendiri berpariasi tergantung pada jenis ikannya,
meskipun demikian protein merupakan unsur kunci untuk keperluan pertumbuhan dan
kesehatan bagi seluruh jenis ikan. Secara garis besar kebutuhan protein pada
setiap ikan 15-30% dari total pakan herbivor, dan 45% bagi ikan karnivora
sedangkan untuk ikan-ikan muda diperlukan diet dengan kandungan protein 50%. (http://o-fish.com/Akuarium/KebutuhanNutrisi.htm)
Pakan
yang diberikan hendaknya mengandung protein yang sesuai. Karena protein merupakan gizi yang penting dan
diperlukan oleh ikan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan dan penggantian
jaringan tubuh, penambahan atau sintesis protein tubuh, pembentukan hormon,
enzim, dan antibodi serta sebagai energi (Adelina, Boer dan Suharman 2004)
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu makro nutrient dan
menjadi sumber energi utama pada manusia dan hewan darat. Pada ikan, tingkat
pemanfaatn karbohidrat dalam pakan umumnya rendah pada khususnya hewan
karnivora, karena pada ikan sumber energi utama adalah protein. Ikan karnivora
lebih sedikit mengkonsumsi karbohidrat dibandingkan dengan omnivora dan
herbivora. Selain itu ikan yang hidup diperairan tropis dan air tawar biasanya
lebih mampu memanfaatkan karbohidrat dari pada ikan yang hidup diperairan
dingin dan air laut.
Ikan
laut biasanya lebih menggunakan protein dan lemak sebagai sumber energi dari pada
karbohidrat, tetapi peranan karbohidrat dalam pakan ikan sangat penting bagi
kehidupan dan pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan
bahwa ikan yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi tanpa karbohidrat
dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan retensi protein tubuh. Selain
itu pakan yang mengandung karbohidrat terlalu sedikit akan menyebabkan
terjadinya tingkat katabolisme protein dan lemak yang tinggi untuk mensuplai
kebutuhan energi ikan dan menyediakan metabolisme lanjutan (intermedier) untuk
sintesis senyawa biologi penting lainnya, sehingga pemanfaatan protein untuk
pertumbuhan berkurang. Oleh karena itu pada komposisi pakan ikan harus ada
keseimbangan antara karbohidrat, protein dan lemak, dimana ketiga nutrien
tersebut merupakan sumber energi bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang.
Karbohidrat
merupakan senyawa organik yang tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H) dan
Oksigen (O) dalam suatu perbandingan tertentu. Karbohidrat berdasarkan analisa
proksimat terdiri dari serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Karbohidrat biasanya terdapat pada tumbuhan termasuk pada gula sederhana,
kanji, selulosa, karet dan jaringan yang berhubungan dan mengandung unsur C,H,O
dengan rasio antara hidrogen dan oksigen 2:1 yang hampir serupa dengan H2O dan
kemudian dinamakan ”karbohidrat”. Formula umum karbohidrat adalah Cn (H2O)2.
Karbohidrat
adalah sumber energi yang murah dan dapat menggantikan protein yang mahal
sebagai sumber energi. Selain itu karbohidrat merupakan Protein sparing effect
yang artinya karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber energi pengganti bagi
protein dimana dengan menggunakan karbohidrat dan lemak sebagai sumber bahan
baku maka hal ini dapat mengurangi harga pakan. Pemanfaatan karbohidrat sebagai
sumber energi dalam tubuh dapat juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim dan
hormon. Enzim dan hormon ini penting untuk proses metabolisme karbohidrat dalam
tubuh seperti glikolisis, siklus asam trikarboksilat, jalur pentosa fosfat,
glukoneogenes dan glikogenesis. Selain itu dalam aplikasi pembuatan pakan
karbohidrat seperti kanji, zat tepung, agar-agar, alga, dan getah dapat juga
digunakan sebagai pengikat makanan (binder) untuk meningkatkan kestabilan pakan
dalam air pada pakan ikan dan udang. http://jenieb-nautika.blogspot.com/2009/10/nutrisi-ikan.html.
3. Macam
Asam amino
Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh
jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka
jenis asam amino berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran,
bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Kedua
puluh macam asam amino ini tidak pernah berubah. Asam amino yang paling
sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping. Berikutnya adalah
alanin dengan gugus metil (-CH3) sebagai rantai samping. http://www.biology.arizona.edu
\biochemistry\ biochemistry. html, 2003, The Biology Project-Biochemistry.
Nama-nama asam amino: Alanin (alanine), Arginin (arginine),
Asparagin (asparagine), Asam aspartat (aspartic acid), Sistein (cystine),
Glutamin (Glutamine), Asam glutamat (glutamic acid), Glisin (Glycine), Histidin
(histidine), Isoleusin (isoleucine), Leusin (leucine), Lisin (Lysine), Metionin
(methionine), Fenilalanin (phenilalanine), Prolin (proline), Serin (Serine),
Treonin (Threonine), Triptofan (Tryptophan), Tirosin (tyrosine), Valin
(valine).
Ikatan peptide, Kedua puluh macam asam amino saling
berikatan, dengan urutan yang beraneka ragam untuk membentuk protein. Proses
pembentukan protein dari asam-asam amino ini dinamakan sintesis protein. Ikatan
antara asam amino yang satu dengan lainnya disebut ikatan peptida. Ikatan
peptida ini dapat disebut juga sebagai ikatan amida. Pada protein atau rantai
asam amino, gugus karboksil (-COOH) berikatan dengan gugus amino (-NH2). Setiap
terbentuk satu ikatan peptida, dikeluarkan 1 molekul air (H2O).
2.3.
Nutrien yang berasal dari pakan alami
Yurisman, Sukendi. 2004
menyatakan, Adapun contoh nutrisi atau makanan ikan yang berasal dari pakan
alami yakni:
1. Chlorella
Chlorella
merupakan
ganggang hijau bersel tunggal (uniseluller). Sel-selnya berdiri
sendiri-sendiri, berbentuk bulat atau bulat telur dan berukuran diameter 3-8 mikron.
2. Diatomae
Diatomae
sering
disebut dengan ganggang kersik atau ganggang kelikir, karena memiliki dinding
sel yang mengandung pasir (silikat,SiO2). Diatomae terdiri dari dua
golongan yakni Centrales yang sebagian besar hidup di laut dan Pennales
sebagian besar hidup di air tawar.
3. Tetraselmis
Tetraselmis termasuk dalam dalam
golongan tumbuhan karena memiliki khlorofil, tetapi juga dapat bergerak seperti
hewan karena memiliki bulu cambuk sebanyak 4 buah, Tetraselmis berukuran 7-12
mikron.
4. Artemia
Artemia merupakan bangsa
udang-udangan yang mempunyai ukuran relative kecil dan bila dewasa berukuran
antara 10-15 mm dengan berat sekitar 10 mg.
5. Kutu
air
Organism ini bisa ditemukan dalam
kultur Kutu Air seperti Daphnia sp (1000-5000 mikron) dan Moina sp (500-1000 mikron).
6. Jentik-jentik
nyamuk
Jentik-jentik
nyamuk merupakan salah satu stadia dari siklus hidup nyamuk, dapat dimanfaatkan
sebagai pakan alami, terutama untuk burayakikan yang memerlukan pakan yang
lebih besar dari pakan alami yang ada. Dll.
Untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan serta kelangsungan hidupnya ikan memerlukan
pakan yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas. Pakan yang bermutu baik,
salah satunya ditentukan oleh kandungan gizi (protein, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral) dalam komposisi yang tepat (seimbang). Ikan nila adalah
ikan omnivora yang cenderung herbivora sehingga lebih mudah beradaptasi dengan
jenis pakan yang dicampur dengan sumber bahan nabati seperti bungkil kedelai,
teung jagung, tepung biji kapuk, tepung enceng gondok, tepung alfafa (Sayed
1999).
Protein merupakan nutrien yang sangat dibutuhkan
oleh ikan untuk perbaikan jaringan tubuh yang rusak, pemeliharaan protein tubuh
untuk pertumbuhan, materi untuk pembentukan enzim dan beberapa jenis hormon dan
juga sebagai sumber energi (NRC 1993).
2.4.
Jumlah nutrien yang dibutuhkan larva herbivora
Tabel
1. Kebutuhan nutrisi ikan nila (Oreochromis sp), BBAT Sukabumi (2005).
Nutrien
|
Jumlah
Yang Dibutuhkan
|
Sumber
Referensi
|
Protein
|
Larva 35%
Benih–
konsumsi 25-30%
|
Santiago
et al (1982)
Santiago
et al (1986)
|
Asam
amino
|
|
|
-Arginin
|
4,2%
|
Santiago
& Lovell (1988)
|
-Histidin
|
1,7%
|
|
-Isoleusin
|
3,1%
|
|
-Leusin
|
3,4%
|
|
-Lysine
|
5,1%
|
|
-Metionin
+ Cystin
|
3,2%
( Cys 0,5 )
|
|
-Phenilalanin
+ Tyrosin
|
5,5%
(Tyr 1,8 )
|
|
-Threonin
|
3,8%
|
|
-Tritopan
|
1,0%
|
|
-Valin
|
2,8%
|
|
Lemak
|
6–10%
|
|
Asam
lemak essensial
|
0,5
% - 18:2n-6
|
Jauncey
& Ross (1982)
|
Pospor
|
<
0,9 %
|
Takeuchi
et al (1982)
|
Karbohidrat
|
25
%
|
Watanabe
et al (1980)
|
Digestibiliti
energy (DE)
|
2500
– 4300 Kkal / kg
|
Jauncey
& Ross (1982)
|
Gizi-dan
energi-efisiensi retensi yang diadaptasi oleh Tantikitti & Chimsung (2001).
1. Protein produktif value (PPV) ¼ 100 (% akhir tubuh protein berat badan Akhir)) (% body pro-Tein awal berat badan awal)/asupan protein total.
1. Protein produktif value (PPV) ¼ 100 (% akhir tubuh protein berat badan Akhir)) (% body pro-Tein awal berat badan awal)/asupan protein total.
2. Energi
produktif nilai ¼ 100 (% tubuh energi final
berat badan Akhir) (% tubuh energi awal berat badan Initial)/asupan
energi total.
3. Lipid
produktif nilai (LPV) ¼ 100 (berat badan Akhir
lemak tubuh Akhir) (berat badan awal
Initial lemak)/asupan lemak total.
Menurut Watanabe (1988), kebutuhan ikan akan protein
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran ikan, suhu air, kadar pemberian
pakan, energy dalam pakan dan kualitas protein. Karbohidrat merupakan salah
satu sumber energi dalam makanan ikan.
Karbohidrat dalam pakan disebut dengan BETN atau
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen atau NFE (Nitrogen Free Extract). BETN ini
mengandung karbohidrat, gula, pati dan sebagian besar berasal dari hemiselulosa.
Daya cerna karbohidrat sangat bervariasi tergantung dari kelengkapan molekul
penyusunnya.
2.4.
Faktor mempengarui kualitas pakan
Makanan atau pakan berfungsi sebagai sumber energi
dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan . Menurut ELLIOT, (1979) Pakan
mempengaruhi laju pertumbuhan, produksi, kesehatan, kelangsungan hidup, dan
reproduksi ikan Keberhasilan usaha perikanan budidaya dapat terwujud apabila
tiga faktor penentu yang saling berpengaruh diperhatikan yaitu ketersediaan
benih yang tepat kualitas dan kuantitasnya, ketersediaan pakan sesuai kebutuhan
serta lingkungan yang mendukung. LANNAN et al. (1983) mengatakan bahwa dalam
upaya untuk meningkatkan produksi ada 3 aspek penting yang perlu diperhatikan
yaitu pempukan, padat penebaran dan pakan tambahan .
a.
Kualitas pakan yang baik dapat ditentukan
antara lain :
-
Tidak mudah hancur dalam air, minimal 10
menit tahan dalam air dengan tidak hancur
-
Untuk pakan tenggelam, tidak terlalu
cepat sampai dasar ada fase melayang
- Memiliki aroma yang merangsang ikan
- Dapat disimpan minimum 2 bulan tanpa merusak
kualitas
b.
Kualitas pakan yang kurang baik dapat dipastikan
dengan :
-
Jika dipegang terasa banyak butiran
debu
- Warna keputihan karena terdapat jamur.
- Mudah hancur dalam air
- Aroma berkurang dari yang seharus-nya. (AzwAR,
2003)
Beberpa factor yang
dapat dijadikan factor untuk dijadikan patokan penentuan apakah pakan plankton itu termasuk pakan alami
yang baik bagi ikan yaitu:
a. Bentuk
dan ukuran sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan pemakannya.
b. Mudah
diproduksi secara missal (mudah dibudi dayakan)
c. Kandungan
sumber nutrisinya tinggi
d. Isi
sel padat dan mempunyai dinding sel yang tipis sehingga mudah di cerna oleh
ikan.
e. Cepat
berkembangbiak dan memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan
lingkungan sehingga lestari ketersediaannya.
f. Tidak
mengeluarkan senyawa beracun
g. Gerakannya
menarik bagi ikan tetapi tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap.
![](file:///C:\Users\rinaldi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
PEMBAHASAN
Pasca egg-yolk merupakan masa yang
sangat kritis bagi ikan, karena pada saat itu kuning telur yang ada pada tubuh sudah
tidak ada lagi dan nutrisi yang tersedia dari dalam tubuhnya telah habis. Pada
saat egg-yolk habis larva harus mulai aktif mencari makan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya, kegagalan pemenuhan nutrisi berarti akan
menderita kekurangan nutrisi dan bila kondisi ekstrim larva akan mati.
Kematian larva dalam usaha pembenihan banyak dialami karena nutrisi masih
mengandalkan pakan alami.
Selain nutrisi kodisi
kualitas peraian juga sangat diperlukan bagi larva seperti penyiponan, aerisasi
dan pengaturan suhu dalam perairan. Pakan harus memenuhi persyaratan tertentu
diantaranya harus sesuai dengan bukaan mulut, dan memenuhi nutrient tinggi
yaitu protein, lemak, karbohidrat, asam amino, vitamin serta banyak lain nya.
Nutrient
biasa yang digunakan bisa berasal dari pakan alami maupun pakan buatan yang
diramu oleh manusia dari bahan tertentu. Adapun pakan alami seperti Chlorella merupakan ganggang hijau
bersel tunggal (uniseluller). Sel-selnya berdiri sendiri-sendiri, berbentuk
bulat atau bulat telur dan berukuran diameter
3-8 mikron.
Diatomae sering
disebut dengan ganggang kersik atau ganggang kelikir, karena memiliki dinding
sel yang mengandung pasir (silikat,SiO2). Diatomae terdiri dari dua
golongan yakni Centrales yang sebagian besar hidup di laut dan Pennales
sebagian besar hidup di air tawar.
Tetraselmis
termasuk dalam dalam golongan tumbuhan karena memiliki khlorofil, tetapi juga
dapat bergerak seperti hewan karena memiliki bulu cambuk sebanyak 4 buah,
Tetraselmis berukuran 7-12 mikron. Serta banyak pakan alami lainnya.
Menurut Watanabe (1988), kebutuhan ikan akan protein
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran ikan, suhu air, kadar pemberian
pakan, energy dalam pakan dan kualitas protein. Karbohidrat merupakan salah
satu sumber energi dalam makanan ikan.
Secara garis besar kebutuhan protein pada setiap ikan 20-60% dari berat total makanan, namun kebutuhan optimalnya hanya 30-36%. ikan karnivora lebih banyak membutuhkan protein
dari pada ikan herbivora.
Selain itu ikan yang hidup diperairan tropis dan air tawar biasanya lebih mampu
memanfaatkan karbohidrat dari pada ikan yang hidup diperairan dingin dan air
laut.
Menurut Djarijah dalam Sulastri (2003), kualitas pakan
ikan dilihat dari macam sumber nutrisi dalam pakan ikan, dan selanjutnya akan
menentukan tinggi rendahnya efisiensi pakan pada ikan. Selanjutnya Crus (1986)
mengatakan bahwa pakan yang diberikan per hari biasanya dihitung berdasarkan
bobot ikan yang digambarkan sebagai presentase dari bobot ikan. Jumlah pakan
ikan yang disarankan adalah 20-25% untuk benih, 10-20% untuk ikan berukuran
50-500 gram, dan 3-5% untuk ikan besar.
ikan-ikan dari
family osphronemus umumnya merupakan ikan pemakan tumbuhan. Ini dengan mudah
dapat dibuktikan dengan memberikan makanan berupa daun-daunan atau tanaman
lunak. Namun biasanya pada saat benih ikan dari family osphronemus suka memakan
protozoa dan crustacea. Benih yang berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti
trichoptera, tubificidae, moluska, jasad-jasad tersebut dimakan bersama-sama
dengan tanaman air yang membusuk dan bahan organik lainnya (Susanto,
1987).
Adapun Nama-nama asam
amino yang diperlukan unutuk ikan
yakni Alanin (alanine), Arginin (arginine), Asparagin (asparagine), Asam
aspartat (aspartic acid), Sistein (cystine), Glutamin (Glutamine), Asam
glutamat (glutamic acid), Glisin (Glycine), Histidin (histidine), Isoleusin
(isoleucine), Leusin (leucine), Lisin (Lysine), Metionin (methionine),
Fenilalanin (phenilalanine), Prolin (proline), Serin (Serine), Treonin
(Threonine), Triptofan (Tryptophan), Tirosin (tyrosine), Valin (valine).
Untuk
pemacuan pertunbuhan larva ikan maka komposisi pakan ikan harus ada
keseimbangan antara karbohidrat, protein dan lemak, dimana ketiga nutrien
tersebut merupakan sumber energi bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang yang
maksimum.
![](file:///C:\Users\rinaldi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
a. Nutrisi ikan merupakan kandungan dari
pakan ikan yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan.
b. Nutrient yang diperlukan diantaranya protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral bagi pemangsanya.
c.
Jumlah komposisi
nutrient yang diperlukan karbohidrat (25 %), protein (30-40%),
lemak 8-10% serta vitamin dan mineral masing-masing 1%.
d. Manfaat nutrient bagi ikan baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga selain
itu dibutuhkan untuk membangun
otot, sel-sel jaringan tubuh, enegi dan lain-lain terutama bagi ikan-ikan muda.
4.2.
Saran
Setelah
pembuatan makalah ini dan presentasi oleh masing-masing kelompok maka
diharapkan ada penjelasan pokok materi kembali dari dosen pengajar kembali agar
proses pembelajaran atau materi yang di bahas semakin jelas dan dipahami oleh
seluruh mahasiswa yang mengikuti kuliah mata kuliah nutrisi ikan air tawar ini.
![](file:///C:\Users\rinaldi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.gif)
Adelina, I., Boer, dan Suharman, 2004. Diktat dan
Penuntun Praktikum Analisa Formulasi Pakan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru 2006. 60 hal.
Anonimus.
2003. Budidaya pendederan dan pembesaran ikan
gurame. Tim Penelitian dan Pengembangan
Biro Kredit Bank Indonesia . Jakarta. 113 hal.
Asmawi, S., 1983. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba.
Gramedia. Jakarta. 82 hal.
Bogor
Agricultural university. 2006. Institute Pertanian Bogor.
Cruz, M. E. 1986. Buku Pegangan Latihan makanan Ikan.
Proyek Pengembangan Perikanan Skala Kecil. USAID. Direktorat Jenderal
perikanan. Jakarta. 102 hal.
Djarijah, A. S., 1995. Pakan Alami. Kanasius. Yayasan
Pustaka Nusatama Yogyakarta. 87 hal.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Amrico Bandung. 191 hal.
ELLIOT,
J.M. 1979 . Energetic of freshwater teleost, p . 9-61 . dalam P.J . MILLER
(Ed). Fish phenology adaptive . Acad . Press . Inc . London .
HALVER,
E. JOHN and RONALD W. WARDY. 2002 . Fish Nutrition . 3 1 Edition . Academic
press. Tokyo. 822p.
HANDAYANI,
SRI.1997. Dosis optimum 3, 5,3'Triyodotironin (T3) dalam pakan untuk
pertumbuhan ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac). Desertasi. Pasca Sarjana .
institut Pertanian Bogor, Bogor.
HEPHER,
B . and Y. PRUGININ . 1983. Commercial Fish Farming with Special Reference to
Fish Culture in Israel . John Wiley and Sons . Inc .Canada. 261p.
Ismet
Leuge Perlak. 2009. Nutrisi Ikan. 28
Februari 2013. 09.00.
LANNAN
J.E., R. ONEAL SMITHERMAN and GEORGE ICHOBANOGLAUS. 1983. Principles and
Practices of Pond aquaculture. Oregon State University . p . 103-115 .
[NRC]
National Research Council,
Subcommite on Warmwater Fish
Nutrition. 1993. Nutrient requirements of fish. Washington DC : National Academy of science,
114 pp.Peres H. and Teles AO. 1999. Effect
of dietary lipid
level on growth performance and feed utilization by European
sea bass juveniles (Dicentrarchus
labrax). Aquculture, 179: 325-334.
SUHENDA
N. dan WAHYU HIDAYAT . 1991 . Pengaruh pemberian pakan dengan kandungan protein
berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan gurame.
Susanto. S. R. 1995. Ikan Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
105 hal.
Yurisman,
Sukendi. 2004. Biologi dan Kultur Pakan
Alami. Pekanbaru. UNRI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar